Kantong Plastik Kini Berbayar, Sampah Bisa Berkurang?

Jakarta (RangkiangNagari) - Penerapan kebijakan Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) dinilai belum cukup ampuh untuk mengurangi sampah plastik. Hal ini diungkapkan oleh pengusaha plastik.

Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono menilai dengan diberikannya tarif pada kantong plastik justru dapat membuat orang tak peduli terhadap lingkungan.

"Nanti sementara orang udah bayar plastik. Ah saya udah bayar ini, buangnya juga sembarangan lagi," ungkap Fajar kepada detikFinance, Senin (4/3/2019).

Selain itu, ia menilai kebijakan ini dapat mematikan industri pengelolaan plastik daur ulang. Padahal industri tersebut bisa efektif mengolah sampah.

Baca juga: Plastik Berbayar, Pengusaha: Industri Daur Ulang Bisa Bangkrut

"Kalau penggunaan kantung plastik ditekan terus ya bisa-bisa (industri daur ulang) bangkrut pelan pelan, nanti sampahnya (plastik) nggak ada yang kelola lagi," tambahnya.

Lebih lanjut, menurut Fajar justru harusnya bukan membuat kebijakan yang menekan, mengurangi, ataupun melarang penggunaan kantung plastik. Namun, harusnya semua elemen berfikir bagaimana manajemen yang baik untuk mengolah sampah plastik.

"Karena memang bukan melarang menekan atau mengurangi, tapi bagaimana me-manage sampahnya? Dari kumpul angkut buang, jadi pilah proses angkut jual," ungkap Fajar.

"Intinya gini, harusnya kita cari cara manajemen sampahnya, kan bisa menambahkan nilai sampahnya juga.

#Ryan
Labels: ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.