PAYAKUMBUH (RangkiangNagari) - Selain berdampak pada sawah dan jalan raya, hujan yang mengguyur Kota Payakumbuh dalam beberapa hari terakhir juga mengakibatkan sekolah tergenang air, salahsatunya SDN 46 Payakumbuh, sudah sejak Jumat (29/11). Genangan air yang tingginya mencapai 20 cm tersebut sampai ke dalam ruang sekolah, akibatnya proses belajar mengajar terganggu.
Reaksi cepat dilakukan Pemko Payakumbuh pada Senin (3/12), Kepala Dinas Pendidikan Agustion langsung turun ke lapangan bersama tim dinas memasang Biopori untuk penanganan darurat dampak waterlogging ini.
"Pemasangan biopori ini adalah bentuk penanganan sementara, karena sebenarnya yang kita butuhkan sekali adalah drainase agar genangan air tidak terjadi lagi di sekolah ini apabila hujan lebat turun, kita akan masukkan ke anggaran perubahan dinas pada tahun depan," katanya.
Kepala SDN 46 Payakumbuh Erlina menyebut ada 15 titik biopori yang dipasangkan untuk mengurangi air yang menggenang tersebut, meskipun serapannya lambat, namun hal ini bisa menguragi dampak genangan air tersebut.
"Biopori agak lambat, hanya menunggu resapan, kalau sebaiknya ya pembangunan drainase, terutama di lapangan Sari Bulan," pungkasnya.
Reaksi cepat dilakukan Pemko Payakumbuh pada Senin (3/12), Kepala Dinas Pendidikan Agustion langsung turun ke lapangan bersama tim dinas memasang Biopori untuk penanganan darurat dampak waterlogging ini.
"Pemasangan biopori ini adalah bentuk penanganan sementara, karena sebenarnya yang kita butuhkan sekali adalah drainase agar genangan air tidak terjadi lagi di sekolah ini apabila hujan lebat turun, kita akan masukkan ke anggaran perubahan dinas pada tahun depan," katanya.
Kepala SDN 46 Payakumbuh Erlina menyebut ada 15 titik biopori yang dipasangkan untuk mengurangi air yang menggenang tersebut, meskipun serapannya lambat, namun hal ini bisa menguragi dampak genangan air tersebut.
"Biopori agak lambat, hanya menunggu resapan, kalau sebaiknya ya pembangunan drainase, terutama di lapangan Sari Bulan," pungkasnya.
#Ryan #E2