PAYAKUMBUH (RangkiangNagari) - Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Provinsi Sumatera Barat baru saja berakhir. Salah satu isu menarik yang dipertanyakan wartawan dalam forum itu adalah siapakah kandidat calon gubernur yang akan diusung PKS pada Pilkada Sumbar 2020 mendatang.
Menjawab pertanyaan tersebut, Ketua DPW PKS Sumbar H. Irsyad Syafar mengatakan bahwa pihaknya tetap akan menunggu keputusan final yang berada di tangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS. Ketika didesak memunculkan nama, Ketua DPW PKS menyebut nama Buya Mahyeldi (Walikota Padang) lebih unggul survey nya dari kandidat lain, termasuk Walikota Payakumbuh Riza Falepi yang juga namanya tengah naik daun belakangan ini berkat sejumlah prestasi yang berhasil diraihnya. Salah seorang surveyor juga melihat trend elektabilitas Riza agak cepat naiknya belakangan ini. Ibarat mesin diesel sepertinya Riza baru “panas”
"Pernyataan Ketua DPW PKS yang cenderung ke Buya Mahyeldi wajar saja, karena survey saat ini memang beliau yang tertinggi. Bagaimanapun PKS ingin menang dalam Pilgub nanti. Namun perlu diingat, itu belum keputusan, sebab finalnya ada di DPP," ujar Riza.
Dikatakan, hasil disejumlah lembaga survei yang menempatkan Buya Mahyeldi diposisi teratas juga dinilai wajar oleh Riza. Menurutnya posisi Mahyeldi sebagai kepala daerah di ibukota provinsi tentu lebih strategis dibanding kandidat lain, termasuk dirinya yang hanya berstatus walikota di kota kecil. Padang memiliki proporsi pemilih terbesar di sumbar dan jauh dibandingkan payakumbuh, dan rakyat di sana tentu lebih mengenal walikotanya daripada yg lain dalam survey survey.
"Wajar Buya lebih tinggi surveynya, apalagi beliau juga sudah cukup lama bersosialisasi. Saya pribadi baru kisaran 1 sampai 2 bulan kebelakang gencar bersosialisasi. Namun dari laporan, kecendrungan survey kami naik lebih cepat dibanding Buya, ini perlu jadi pertimbangan," papar Riza.
Ditambahkan, dirinya akan tetap fokus melakukan sosialisasi sesuai dengan perintah DPP sebagai satu dari tiga kandidat Gubernur Sumbar dari PKS. Riza mengaku akan lebih menyasar kaum milenial dalam sosialisasi kedepan.
"Analisa sementara, Riza Falepi adalah satu satunya representasi milenial yang punya kans untuk maju pada Pilgub mendatang. Potensi suara milineal yang sangat besar tentu akan menguntungkan posisi kami, ini akan kami sasar," terang Riza optimis.
Riza sendiri mengaku siap menerima apapun hasil keputusan DPP PKS terkait calon Gubernur Sumbar kedepan. Dirinya mengaku akan memaksimalkan waktu yang ada untuk bersosialisasi kepada konstituen.
"Apakah saya atau Buya Mahyeldi yang akan diusung tidak ada masalah, yang penting PKS menang pada Pilgub nanti. Saya kira masih banyak waktu untuk bersosialisasi kepada masyarakat. Siapapun pilihannya, itulah yang terbaik," tegas Riza.
Terakhir, Riza berharap DPP PKS tidak terburu-buru menetapkan calon. Menurutnya, pelaksanaan Pilgub Sumbar baru digelar pada September 2020. Hal itumemberi waktu yang cukup bagi dirinya dan Buya Mahyeldi untuk lebih bersosialisasi kepada masyarakat Sumbar.
"Secara keseluruhan, siapapun masih punya peluang yang sama, apalagi Pilgub baru September tahun depan. Saya kira DPP tidak perlu terburu-buru dan perlu memberikan waktu beberapa bulan lagi kepada calon kandidat jelang mengambil keputusan final. Jika sudah diputuskan, sikap kami jelas, yaitu kami dengar dan kami taat," pungkas Riza.
Secara umum calon yang akan maju dengan PKS setidaknya harus mampu meyakinkan dan mencari minimal satu tambahan partai politik untuk melengkapi syarat minimum jumlah kursi untuk maju, disamping harus memiliki kemampuan dan kapasitas untuk membangun Sumbar lebih.
Menjawab pertanyaan tersebut, Ketua DPW PKS Sumbar H. Irsyad Syafar mengatakan bahwa pihaknya tetap akan menunggu keputusan final yang berada di tangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS. Ketika didesak memunculkan nama, Ketua DPW PKS menyebut nama Buya Mahyeldi (Walikota Padang) lebih unggul survey nya dari kandidat lain, termasuk Walikota Payakumbuh Riza Falepi yang juga namanya tengah naik daun belakangan ini berkat sejumlah prestasi yang berhasil diraihnya. Salah seorang surveyor juga melihat trend elektabilitas Riza agak cepat naiknya belakangan ini. Ibarat mesin diesel sepertinya Riza baru “panas”
"Pernyataan Ketua DPW PKS yang cenderung ke Buya Mahyeldi wajar saja, karena survey saat ini memang beliau yang tertinggi. Bagaimanapun PKS ingin menang dalam Pilgub nanti. Namun perlu diingat, itu belum keputusan, sebab finalnya ada di DPP," ujar Riza.
Dikatakan, hasil disejumlah lembaga survei yang menempatkan Buya Mahyeldi diposisi teratas juga dinilai wajar oleh Riza. Menurutnya posisi Mahyeldi sebagai kepala daerah di ibukota provinsi tentu lebih strategis dibanding kandidat lain, termasuk dirinya yang hanya berstatus walikota di kota kecil. Padang memiliki proporsi pemilih terbesar di sumbar dan jauh dibandingkan payakumbuh, dan rakyat di sana tentu lebih mengenal walikotanya daripada yg lain dalam survey survey.
"Wajar Buya lebih tinggi surveynya, apalagi beliau juga sudah cukup lama bersosialisasi. Saya pribadi baru kisaran 1 sampai 2 bulan kebelakang gencar bersosialisasi. Namun dari laporan, kecendrungan survey kami naik lebih cepat dibanding Buya, ini perlu jadi pertimbangan," papar Riza.
Ditambahkan, dirinya akan tetap fokus melakukan sosialisasi sesuai dengan perintah DPP sebagai satu dari tiga kandidat Gubernur Sumbar dari PKS. Riza mengaku akan lebih menyasar kaum milenial dalam sosialisasi kedepan.
"Analisa sementara, Riza Falepi adalah satu satunya representasi milenial yang punya kans untuk maju pada Pilgub mendatang. Potensi suara milineal yang sangat besar tentu akan menguntungkan posisi kami, ini akan kami sasar," terang Riza optimis.
Riza sendiri mengaku siap menerima apapun hasil keputusan DPP PKS terkait calon Gubernur Sumbar kedepan. Dirinya mengaku akan memaksimalkan waktu yang ada untuk bersosialisasi kepada konstituen.
"Apakah saya atau Buya Mahyeldi yang akan diusung tidak ada masalah, yang penting PKS menang pada Pilgub nanti. Saya kira masih banyak waktu untuk bersosialisasi kepada masyarakat. Siapapun pilihannya, itulah yang terbaik," tegas Riza.
Terakhir, Riza berharap DPP PKS tidak terburu-buru menetapkan calon. Menurutnya, pelaksanaan Pilgub Sumbar baru digelar pada September 2020. Hal itumemberi waktu yang cukup bagi dirinya dan Buya Mahyeldi untuk lebih bersosialisasi kepada masyarakat Sumbar.
"Secara keseluruhan, siapapun masih punya peluang yang sama, apalagi Pilgub baru September tahun depan. Saya kira DPP tidak perlu terburu-buru dan perlu memberikan waktu beberapa bulan lagi kepada calon kandidat jelang mengambil keputusan final. Jika sudah diputuskan, sikap kami jelas, yaitu kami dengar dan kami taat," pungkas Riza.
Secara umum calon yang akan maju dengan PKS setidaknya harus mampu meyakinkan dan mencari minimal satu tambahan partai politik untuk melengkapi syarat minimum jumlah kursi untuk maju, disamping harus memiliki kemampuan dan kapasitas untuk membangun Sumbar lebih.
#Ryan #E2