Padang (Rangkiangnagari) - Uda Ril, begitu biasa kami memanggil di komunitas wartawan PWI.
Hampir setiap hari, ia selalu hadir dan bersenda gurau. Kadang pecah gelak dan tawa, tetapi kadang juga terkena dengan kelakar kolega.
Begitulah keseharian kami dengan almarhum Suhasril Sahir (69) yang hari ini tepatnya pukul 03.30 meninggalkan kita semua.
Wartawan hebat dimasanya itu telah tiada. Tak mudah memang bagi seorang wartawan kala itu untuk menembus menjadi wartawan koran besar di Jakarta seperti Kompas dan Sinar Harapan/Suara Pembaharuan di Jakarta. Bersama Wal Paragoan, Uda Ril bertugas melakukan liputan berita untuk wilayah Sumbar dan sekitarnya.
Sebagai koran besar Suara Pembaharuan dengan tiras puluhan ribu, media ini sangat disegani. Kritik dan tulisan sangat akurat dan proporsional bahkan media pendahulunya pernah di bredel Sinar Harapan
Kini tiada lagi tawa, canda dan senyum dari kakak kami Uda Suhasril Sahir, mantan wartawan Harian Sinar Harapan itu. kata Ketua DKP Dr. Basril Basyar MM di rumah duka. Pada pukul 03.00 dini hari Senin (3/5) Suhasril Sahir meninggal dunia dengan tenang di kediamannya Jl. Intan, Perumnas Pengambiran, Kota Padang.
Dua bulan terakhir ini, Suhasril Sahir masih sempat mampir ke Kantor PWI Sumbar. Namun ia sering mengeluhkan sakit pinggang dan pusing-pusing. Beberapa kali setelah sholat Zuhur di mushalla PWI, ia sempatkan berbaring barang sejenak.
“Papa keluhannya sakit pinggang. Rupanya kanker prostat yang diderita Papa sudah menjalar sampai ke pinggang,” kata Andi, menantu Alm Suhasril menceritakan, Senin (3/5).
Kepada teman-teman wartawan yang menjadi kolega Alm, pihak keluarga Almarhum Suhasril Sahir memohon dimaafkan jika ada kesalahan. “Kami keluarga atas nama Papa mohon maaf jika ada kesalahan Papa. Sebaliknya kami sudah memaafkan teman-teman Papa,” kata Andi, M.Si, karyawan BMKG Padang.
Karir wartawan Suhasril Sahir memang cukup panjang hingga akhirnya hayatnya. Dimulai sebagai wartawan di Harian Singgalang Padang, kemudian lama menjadi wartawan Harian Sinar Harapan untuk Sumatera Barat, kemudian berubah nama menjadi Suara Pembaruan. Selepas pensiun dari harian ibukota itu, Suhasril Sahir membantu Mingguan Canang dan Mingguan Serambi Pos.
Almarhum meninggalkan satu orang istri Ny. Ita Suhasril dan dua orang anak perempuan yaitu Sandra dan Sherly serta dua orang cucu.
Rencananya, Almarhum Suhasril Sahir dimakamkan di pemakaman kongsi Pegambiran. Sebelumnya disholatkan sehabis sholat Zuhur di Mesjid
Darul Hikmah Pegambiran. Di rumah duka Jalan Intan Perumnas Pegambiran, Lubuk Begalung, tepatnya di Simpang PDAM cukup banyak para pelayat. Dari pengurus PWI tampak hadir Ketua DKP Sumbar Dr Basril Basyar MM Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Zulnadi, Rusdi Bais, Sawir Pribadi dan Gusfen Khairul. (g/.01)