Solok (Rangkiangnagari) - Bencana banjir dan longsor yang semakin sering melanda berbagai daerah di Provinsi Sumatera Barat. Belum habis dari ingatan masyarakat ambruknya jalan lintas Riau-Sumbar beberapa bulan lalu dan banjir bandang yang menghanyutkan rumah warga, kini kembali terjadi bencana serupa.
Parahnya lagi, 9 kabupaten kota di Sumbar merasakan dampak bencana longsor dan banjir yang terjadi pada hari Jum'at (8/3/24) kemarin. Wilayah terdampak mulai dari Kota Padang, Pariaman, Solok, Kabupaten Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat, Kepulauan Mentawai, dan Limapuluh Kota.
Kejadian ini mendapat perhatian khusus dari Anggota Komisi V DPR RI, Athari Gauthi Ardi. Bagi Athari peningkatan bencana banjir dan longsor di Sumbar tidak bisa dibiarkan begitu saja, mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan hingga banyak menelan korban jiwa.
"Kondisi ini tidak bisa kita anggap sebagai hal biasa, akibat hujan dan lain-lain. Kita musti menyelidiki apa yang menjadi penyebab sesungguhnya. Hampir tiap bulan kita mendengar kejadian seperti ini, artinya ada yang salah kita harus selidiki," ujar Athari kepada awak media, Jumat (8/3/24).
Legislator muda tersebut memiliki kekhawatiran dengan kondisi hutan, pasalnya sebagian besar bencana tersebut biasanya disebabkan kerusakan hutan. Diketahui Kerusakan hutan di kawasan hulu sungai yang merupakan daerah tangkapan air membuat banjir mudah terjadi. Kemudian kerusakan hutan juga membuat bencana longsor di daerah perbukitan semakin rawan.
"Untuk sementara saya mengkhawatirkan kondisi hutan kita, apakah terjadi pembalakan liar atau apa nanti perlu kita cari tau. Intinya kita musti cari sumber masalahnya," pungkas Athari.
Politisi PAN itu kemudian berharap seluruh pihak terkait gerak cepat untuk menangani kondisi tersebut dan ia mendoakan agar bencana serupa tidak terjadi lagi di Sumbar.
"Pastinya semua haru bergerak, kita harus cari tau sumber masalahnya dan mari bersama kita carikan solusi. Mudah-mudahan kondisi ini dapat segera kita tangani," ujarnya.(Rn/Lz)