Payakumbuh (RangkiangNagari) - Merujuk atas surat keputusan Walikota Payakumbuh yang terbit tanggal 5 September 2023 tentang Penetapan Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Budaya Alam Minangkabau jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Pendidikan Kesetaraan serta keluarnya surat Edaran Walikota Payakumbuh tanggal 19 Juni 2024 tentang kegiatan Pembiasaan Penerapan Berbudaya Minangkabau di Satuan Pendidikan setiap hari Kamis, maka hari ini kita laksanakan kegiatan Pemancangan Berbudaya Minangkabau di Sekolah, Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh gelar pencanangan Berbudaya Minangkabau di Sekolah, Kamis (18/7/2024).
Selain pencanangan, Dinas Pendidikan turut berikan penghargaan dan apresiasi pendidikan terhadap Unit pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI di Sumatera Barat dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat yang telah berperan besar dalam menunjang Pendidikan di Kota Payakumbuh.
Berlangsung di aula ngalau indah lantai III kantor Wali Kota Payakumbuh, kegiatan pancanangan dihadiri Forkopimda, Lurah, seluruh kepala sekolah TK, SD, dan SMP/sederajat di kota Payakumbuh, guru penggerak, pengawas dan tokoh masyarakat.
“Saya sangat bersyukur atas terselenggaranya kegiatan Pencanangan Berbudaya Minangkabau di Sekolah ini. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam upaya kita untuk melestarikan dan menanamkan nilai-nilai budaya Minangkabau kepada generasi muda,” ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Payakumbuh, Suprayadi saat berikan sambutan.
Selain itu, Supriyadi ajak agar semuanya dapat menghidupkan kembali seni dan budaya asli daerah melalui berbagai kegiatan kesenian Minangkabau di sekolah. Ini adalah langkah penting untuk melestarikan dan menghargai warisan budaya kita,” ajaknya.
Seperti yang telah diketahui, budaya Minangkabau merupakan kekayaan bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Dimana budaya ini mengandung banyak nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman hidup bagi kita semua. Nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah mufakat, dan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, merupakan landasan moral yang penting bagi masyarakat Minangkabau.
“Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh dalam mencanangkan program Berbudaya Minangkabau di Sekolah. Program ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari,” lanjut Supriyadi.
Lebih lanjut, Supriyadi turut ungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
“Saya berharap program Berbudaya Minangkabau di Sekolah setiap hari kamis ini dapat berjalan dengan sukses dan berkesinambungan. Marilah kita bersama-sama mendukung program ini, demi tercapainya generasi muda yang berkarakter dan berbudaya Minangkabau yang luhur,” pinta Suprayitno.
Sebelum mengakhiri sambutan, Suprayitno menyampaikan beberapa pesan kepada seluruh tamu yang hadir.
“Mari kita jadikan “Kamis Berbudaya Minangkabau” sebagai hari kebanggaan kita, menunjukkan cinta dan rasa hormat kita terhadap budaya Minangkabau. Saya yakin, melalui program ini, kita dapat menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda kita,” ajaknya.
“Tak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat dalam menyukseskan kegiatan pencanangan program “Berbudaya minang kabau di sekolah setiap hari kamis “, yang akan kita laksanakan di seluruh sekolah di Payakumbuh. Terutama Kepada UPT (Unit pelaksana teknis) Kemdikbudristek RI Balai besar penjaminan mutu pendidikan (BBPMP) Provinsi Sumatera Barat, Balai Guru Penggerak Sumatera Barat, Balai Bahasa Sumatera Barat, dan Dinas Provinsi Sumatera Barat Forkopimda Kota Payakumbuh Dinas Pendidikan serta Kepala Sekolah atas dukungan terhadap perkembangan kota Payakumbuh,” imbuh Suprayitno.
Terkait dengan pelajaran muatan lokal yang telah diadaptasi oleh Pemerintah Kota Payakumbuh, Dasril sampaikan berdasarkan data dari pusat informasi Kemendikbud Ristek RI, muatan lokal dalam implementasi kurikulum merdeka di pemerintah kota Payakumbuh merupakan penerapan pelajaran muatan lokal (budaya daerah) yang pertama di Indonesia.
Sebelum pencanangan dilaksanakan, Dasril turut sampaikan jika sebelumnya telah dilakukan kegiatan pembiasaan penerapan berbudaya Minangkabau di Satuan Pendidikan yang ditetapkan pada setiap hari Kamis. Dimana bentuk pembiasaan tersebut diantaranya memakai pakaian baju kuruang basiba untuk perempuan dan baju taluak balango/guntiang cino bagi laki-laki, menerapkan bahasa Minangkabau sesuai dialek daerah setempat, menyediakan kuliner asli Minangkabau yang memenuhu standa rkesehatan di kedai/kantin sekolah, serta menampilkan kesenian, keterampilan, kerajinan, permainan dan olahraga tradisi Minangkabau pada setiap aktivitas di satuan pendidikan.
“Hal ini senantiasa kita kembangkan sebagai upaya mengangkat kearifan lokal Kota Payakumbuh dan pewarisan budaya Minangkabau agar tidak hilang tergerus oleh perubahan zaman. Dengan demikian diharapkan dapat berdampak kepada siswa dalam menerapkan nilai-nilai budaya yang ada di lingkungan tempat tinggalnya serta mampu mengembangkan keterampilan dan kearifan tradisional Minangkabau,” ungkap Dasril.
Dalam kesempatan tersebut, Dasril juga ungkapkan jika penerapan pelajaran muatan lokal yang telah diterapkan di ranah pendidikan kota Payakumbuh ini berkat dari dukungan dan dorongan dari semua lini dan unsur, terutama dari pihak pemerintah pusat, Kemendikbudristek RI melalui Unit pelaksana Teknis serta Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat telah berperan besar dalam menunjang Pendidikan di Kota Payakumbuh. Diantaranya memfasilitasi, mendukung, meneruskan, mengadvokasi, dan melakukan pendampingan kepada Pemda tentang semua kebijakan Pemerintah Pusat terutama program-program prioritas yakni Implementasi Kurikukum Merdeka (IKM), Program Sekolah Penggerak (PSP), Perencanaan Berbasis Data (PBD), Asssemen Nasional (AN) serta aplikasi untuk implementasi program digitalisasi sekolah (Platform SDS, Platform Rapor Pendidikan, dan Platform Merdeka Mengajar).
Tidak lupa, Dasril turut ungkapkan rasa terima kasih kepada semua unsur yang telah bekerja maksimal untuk mensukseskan program dunia pendidikan di Kota Payakumbuh.
“sehingga di akhir tahun kemaren, tepatnya di November 2023 kita telah me launching kurikulum muatan lokal di Kota Payakumbuh. kepada unsur Pengembang Kurikulum Kota Payakumbuh, pengawas/penilik, kepala Sekolah, serta guru dari jenjang PAUD, SD, SMP, dan Pendidikan Kesetaraan di Lingkup Dinas pendidikan Kota Payakumbuh. Akhir kata, semoga ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya Bapak/Ibu akan menerapkan kegiatan ber Budaya alam Minangkabau di satuan pendidikan masing-masing lingkup Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh,” tukas Dasril.
Adapun untuk penghargaan dan apresiasi pendidikan Payakumbuh 2024 yang diberikan kepada empat orang yang telah berkontribusi aktif dalam mendukung penerapan pelajaran muatan lokal di kota Payakumbuh, yakni Kepala balai guru penggerak (BGP) Provinsi Sumbar (Sri Yulianti, M. Pd), Kepala dinas pendidikan Provinsi Sumbar (Drs. H. Barlius, M. M), Kepala balai bahasa Provinsi Sumbar (Dr. Eva Krisna, M. Hum), dan Kepala BBPMP (Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan) Provinsi Sumbar (Dr. Muslihuddin, M. Pd).
Terlihat dalam kesempatan pencanangan tersebut, terdapat beberapa siswa/siswi berprestasi yang telah mengharumkan nama kota Payakumbuh tampil menunjukkan bakat mereka.
#Rn