Padang (Rangkiangnagari) - Tanaman terong kini menjadi salah satu komoditas pertanian yang menjanjikan bagi masyarakat di Sumatera Barat. Namun, di tengah meningkatnya produksi terong, tantangan dalam bentuk serangan hama dan penyakit juga semakin merebak. Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena beberapa jenis hama tidak hanya merusak tanaman tetapi juga berperan sebagai vektor yang menyebabkan serta menyebarkan penyakit tanaman.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Andalas, Padang terdiri dari Lailatun Najmi, Silvia Permata Sari, dan Yaherwandi bertujuan untuk memahami jenis serta populasi serangga vektor pada tanaman terong, gejala serangan, serta intensitas serangan vektor di daerah Sumatera Barat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting untuk membantu petani terong dalam mencegah dan mengendalikan serangan hama secara lebih efektif.
Metodologi Penelitian: Pengamatan Mendalam di Empat Wilayah
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara diagonal di lima titik pengamatan, di mana setiap titik diambil lima sampel tanaman secara acak. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali di empat lokasi yang dikenal sebagai pusat produksi terong di Sumatera Barat, yaitu Kecamatan Kuranji, Kecamatan Pauh, Kecamatan Batang Anai, dan Kecamatan Sitoga.
Para peneliti menemukan bahwa serangga vektor yang menyerang tanaman terong mencakup berbagai jenis, antara lain Amrasca devastans, Bemisia tabaci, Aphids gosypii, Thrips sp, Paracoccus sp, serta Acanthocepala terminalis dan Nezara viridula, meskipun dengan jumlah yang relatif kecil. Di antara berbagai jenis vektor tersebut, Bemisia tabaci dan Amrasca devastans tercatat memiliki populasi yang dominan dan intensitas serangan yang mencapai 100%.
Peningkatan Populasi Seiring dengan Intensitas Serangan
Penelitian ini mengungkapkan hubungan yang signifikan antara peningkatan populasi serangga vektor dengan peningkatan intensitas serangan. “Serangan yang intens dari vektor serangga dapat menyebabkan tanaman terong mengalami kerusakan yang parah, yang pada akhirnya dapat menurunkan hasil panen secara signifikan,” jelas salah satu peneliti. Peningkatan intensitas ini merupakan indikator penting bagi para petani untuk mengawasi perubahan populasi vektor secara lebih ketat. Jika populasi vektor serangga meningkat, maka risiko kerusakan tanaman terong juga akan meningkat.
Upaya Pengendalian Hama Secara Tepat Guna
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan petani dapat lebih memperhatikan kehadiran dan populasi dari serangga-serangga vektor, terutama Bemisia tabaci dan Amrasca devastans. Beberapa langkah pencegahan yang direkomendasikan meliputi penggunaan pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan, pengelolaan lahan yang lebih baik, serta rotasi tanaman untuk mengurangi ketergantungan serangga vektor pada lahan yang sama. Selain itu, peningkatan pemantauan dan pengendalian secara berkala diharapkan dapat membantu mengurangi dampak buruk dari serangan vektor serangga ini.
Hasil penelitian ini tidak hanya menjadi referensi penting bagi petani tetapi juga menjadi pijakan dalam merancang program pengendalian hama berbasis data untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi terong di Sumatera Barat. Langkah-langkah yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Andalas ini diharapkan dapat diikuti oleh para petani dan pihak terkait untuk menciptakan ekosistem pertanian terong yang lebih sehat dan produktif.
Sebagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi, terong membutuhkan perhatian khusus terutama dalam hal pengendalian hama dan penyakit. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan ada peningkatan kesadaran serta tindakan konkret untuk mengatasi serangan hama vektor yang semakin meluas.
Demi Masa Depan Pertanian Terong di Sumatera Barat
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Andalas ini menjadi bukti nyata bahwa pemahaman yang mendalam mengenai jenis, populasi, serta intensitas serangan vektor serangga sangat penting dalam menentukan kebijakan dan langkah preventif di sektor pertanian. Dengan dukungan berbagai pihak dan kolaborasi antara peneliti, petani, dan pemerintah daerah, diharapkan produksi terong di Sumatera Barat dapat terus meningkat dengan kualitas yang terjaga.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Andalas, Padang terdiri dari Lailatun Najmi, Silvia Permata Sari, dan Yaherwandi bertujuan untuk memahami jenis serta populasi serangga vektor pada tanaman terong, gejala serangan, serta intensitas serangan vektor di daerah Sumatera Barat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting untuk membantu petani terong dalam mencegah dan mengendalikan serangan hama secara lebih efektif.
Metodologi Penelitian: Pengamatan Mendalam di Empat Wilayah
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara diagonal di lima titik pengamatan, di mana setiap titik diambil lima sampel tanaman secara acak. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali di empat lokasi yang dikenal sebagai pusat produksi terong di Sumatera Barat, yaitu Kecamatan Kuranji, Kecamatan Pauh, Kecamatan Batang Anai, dan Kecamatan Sitoga.
Para peneliti menemukan bahwa serangga vektor yang menyerang tanaman terong mencakup berbagai jenis, antara lain Amrasca devastans, Bemisia tabaci, Aphids gosypii, Thrips sp, Paracoccus sp, serta Acanthocepala terminalis dan Nezara viridula, meskipun dengan jumlah yang relatif kecil. Di antara berbagai jenis vektor tersebut, Bemisia tabaci dan Amrasca devastans tercatat memiliki populasi yang dominan dan intensitas serangan yang mencapai 100%.
Peningkatan Populasi Seiring dengan Intensitas Serangan
Penelitian ini mengungkapkan hubungan yang signifikan antara peningkatan populasi serangga vektor dengan peningkatan intensitas serangan. “Serangan yang intens dari vektor serangga dapat menyebabkan tanaman terong mengalami kerusakan yang parah, yang pada akhirnya dapat menurunkan hasil panen secara signifikan,” jelas salah satu peneliti. Peningkatan intensitas ini merupakan indikator penting bagi para petani untuk mengawasi perubahan populasi vektor secara lebih ketat. Jika populasi vektor serangga meningkat, maka risiko kerusakan tanaman terong juga akan meningkat.
Upaya Pengendalian Hama Secara Tepat Guna
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan petani dapat lebih memperhatikan kehadiran dan populasi dari serangga-serangga vektor, terutama Bemisia tabaci dan Amrasca devastans. Beberapa langkah pencegahan yang direkomendasikan meliputi penggunaan pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan, pengelolaan lahan yang lebih baik, serta rotasi tanaman untuk mengurangi ketergantungan serangga vektor pada lahan yang sama. Selain itu, peningkatan pemantauan dan pengendalian secara berkala diharapkan dapat membantu mengurangi dampak buruk dari serangan vektor serangga ini.
Hasil penelitian ini tidak hanya menjadi referensi penting bagi petani tetapi juga menjadi pijakan dalam merancang program pengendalian hama berbasis data untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi terong di Sumatera Barat. Langkah-langkah yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Andalas ini diharapkan dapat diikuti oleh para petani dan pihak terkait untuk menciptakan ekosistem pertanian terong yang lebih sehat dan produktif.
Sebagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi, terong membutuhkan perhatian khusus terutama dalam hal pengendalian hama dan penyakit. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan ada peningkatan kesadaran serta tindakan konkret untuk mengatasi serangan hama vektor yang semakin meluas.
Demi Masa Depan Pertanian Terong di Sumatera Barat
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Andalas ini menjadi bukti nyata bahwa pemahaman yang mendalam mengenai jenis, populasi, serta intensitas serangan vektor serangga sangat penting dalam menentukan kebijakan dan langkah preventif di sektor pertanian. Dengan dukungan berbagai pihak dan kolaborasi antara peneliti, petani, dan pemerintah daerah, diharapkan produksi terong di Sumatera Barat dapat terus meningkat dengan kualitas yang terjaga.
(Lailatun Najmi)
Program study of Plant Protection, Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Universitas Andalas, Padang, Indonesia