BATUSANGKAR (RangkiangNagari) — Masyarakat Kabupaten Tanah Datar, Rabu (28/11), bergembira hati. Betapa takkan senang, sertifikat Museum Rekor Indonesia (Muri) kembali diterima, setelah 4.000 sayak berisi kopi kawa dinikmati secara massal di Kompleks Istano Basa Pagaruyuang.
Usaha meraih rekor Muri itu, merupakan bagian dari kegiatan Festival Pesona Budaya Minangkabau (FPBM) tahun ketiga. Pada FPBM 2017 lalu, Kabupaten Tanah Datar juga berhasil mendapatkan sertifikat internasional Muri untuk arak-arakan 1.111 jamba yang berasal dari 75 nagari se-Kabupaten Tanah Datar.
Sebenarnya, rekor Muri arak-arakan jamba tahun lalu sudah berhasil dilampaui tahun ini, karena kemarin, jamba berisi makanan khas yang berasal dari nagari-nagari tersebut mencapai 1.125 jamba. Tapi karena fokusnya pada sayak kawa daun kopi, maka penambahan jumlah jamba itu tidak menjadi perhatian hadirin yang mencapai ribuan orang.
Kawa daun memang merupakan minuman khas dari Luhak nan Tuo. Terbuat dari daun kopi yang sudah dikeringkan (disangai), disajikan di dalam sayak atau tempurung kelapa. Dihidangkan dalam keadaan hangat, nikmat. Sajian dingin pun terasa enak.
Belakangan kawa daun menjadi bisnis kuliner khas Tanah Datar, banyak variannya, pakai jahe, juga susu. Banyak sekali pondok kawa ditemukan. Yang paling ramai memang di sepanjang jalur Batusangkar-Tabek Patah. Kawa daun juga bisa ditemukan di Nagari Tuo Pariangan, nagari yang didaulat menjadi salah satu desa terindah di dunia itu.
Usaha meraih rekor Muri itu, merupakan bagian dari kegiatan Festival Pesona Budaya Minangkabau (FPBM) tahun ketiga. Pada FPBM 2017 lalu, Kabupaten Tanah Datar juga berhasil mendapatkan sertifikat internasional Muri untuk arak-arakan 1.111 jamba yang berasal dari 75 nagari se-Kabupaten Tanah Datar.
Sebenarnya, rekor Muri arak-arakan jamba tahun lalu sudah berhasil dilampaui tahun ini, karena kemarin, jamba berisi makanan khas yang berasal dari nagari-nagari tersebut mencapai 1.125 jamba. Tapi karena fokusnya pada sayak kawa daun kopi, maka penambahan jumlah jamba itu tidak menjadi perhatian hadirin yang mencapai ribuan orang.
Kawa daun memang merupakan minuman khas dari Luhak nan Tuo. Terbuat dari daun kopi yang sudah dikeringkan (disangai), disajikan di dalam sayak atau tempurung kelapa. Dihidangkan dalam keadaan hangat, nikmat. Sajian dingin pun terasa enak.
Belakangan kawa daun menjadi bisnis kuliner khas Tanah Datar, banyak variannya, pakai jahe, juga susu. Banyak sekali pondok kawa ditemukan. Yang paling ramai memang di sepanjang jalur Batusangkar-Tabek Patah. Kawa daun juga bisa ditemukan di Nagari Tuo Pariangan, nagari yang didaulat menjadi salah satu desa terindah di dunia itu.
#Ryan