TURIN(RS) – Manchester United pulang membawa tiga poin dari Allianz Stadium, karena mampu mengalahkan Juventus dengan skor akhir 2-1, Kamis (8/11) dinihari WIB. Berkat hasil itu, Man United pun mampu berada di posisi kedua pada klasemen sementara Grup H Liga Champions 2018-2019 dan memperbesar peluangnya lolos ke babak 16 besar.
Akan tetapi, ada kejadian menarik saat pertandingan usai ketika Pelatih Man United, Jose Mourinho, melakukan selebrasi provokatif di hadapan fans Juventus. Menilik pada tindakan Mourinho itu, Legenda Man United, Paul Schloes, pun memberikan kritiknya.
Menurut Scholes, tindakan Mourinho yang seperti itu tidaklah perlu dilakukan di pertandingan semegah Liga Champions. Legenda Man United itu lebih ingin melihat Mourinho untuk menanggapi kemenangan tim asuhannya dengan cara yang lebih berkelas.
“Anda harus menang dengan sedikit kelas. Saya tidak berpikir ada kebutuhan untuk itu (selebrasi provokatif). Pergi dan bertepuk tangan untuk para penggemar, bersalaman dengan pelatih lawan. Tidak ada gunanya (selebrasi provikatif), tetapi begitulah dia (Mourinho),” ungkap Scholes, seperti yang diwartakan Goal, Kamis (8/11).
Selepas laga, Mourinho pun sempat menyesal melakukan selebrasi seperti itu. Akan tetapi, ejekan dari fans Juventus sepertinya membuat Mourinho terpancing untuk melakukan selebrasi provokatif tersebut. Ejekan fans Juventus itu disebabkan masa lalu Mourinho yang pernah menukangi Inter Milan sejak 2008-2010. Maklum saja, Juventus dan Inter memang rival abadi, terutama sejak kasus Calciopoli Liga Italia yang terjadi dalam kurun waktu 2004-2006.
Akan tetapi, ada kejadian menarik saat pertandingan usai ketika Pelatih Man United, Jose Mourinho, melakukan selebrasi provokatif di hadapan fans Juventus. Menilik pada tindakan Mourinho itu, Legenda Man United, Paul Schloes, pun memberikan kritiknya.
Menurut Scholes, tindakan Mourinho yang seperti itu tidaklah perlu dilakukan di pertandingan semegah Liga Champions. Legenda Man United itu lebih ingin melihat Mourinho untuk menanggapi kemenangan tim asuhannya dengan cara yang lebih berkelas.
“Anda harus menang dengan sedikit kelas. Saya tidak berpikir ada kebutuhan untuk itu (selebrasi provokatif). Pergi dan bertepuk tangan untuk para penggemar, bersalaman dengan pelatih lawan. Tidak ada gunanya (selebrasi provikatif), tetapi begitulah dia (Mourinho),” ungkap Scholes, seperti yang diwartakan Goal, Kamis (8/11).
Selepas laga, Mourinho pun sempat menyesal melakukan selebrasi seperti itu. Akan tetapi, ejekan dari fans Juventus sepertinya membuat Mourinho terpancing untuk melakukan selebrasi provokatif tersebut. Ejekan fans Juventus itu disebabkan masa lalu Mourinho yang pernah menukangi Inter Milan sejak 2008-2010. Maklum saja, Juventus dan Inter memang rival abadi, terutama sejak kasus Calciopoli Liga Italia yang terjadi dalam kurun waktu 2004-2006.
#Ryan