JAKARTA(RS) – Pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan tarif listrik hingga tahun 2019. Tujuannya adalah agar daya beli masyarakat bisa tumbuh sebab penghasiln yang didapat oleh masyarakat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih produktif.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, pihaknya tidak masalah jika tarif listrik kembali tidak naik hingga tahun depan. Sebab, perseroan sudah memiliki pengalaman dalam empat tahun terakhir belakangan ini untuk tidak menaikkan tarif listrik.
“Jadi bagaimana kemarin mimpi kami sama-sama tarif bisa dipertahankan, alhamdulillah di tahun keempat ini masih bertahan tidak ada kenaikan,” ujarnya saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (27/11).
Selain itu lanjut Sofyan, perseroan juga terbantu oleh banyaknya industri yang masuk ke dalam negeri. Banyaknya para pelaku industri yang masuk dan berkepansi ke alam negeri membuat beban tidak ada kenaikan tarif listrik tersebut bisa ditutupi.
“Ini juga yang selama ini datangkan industri baru dan PHK tertekan luar biasa karena tarif bagi industri tidak ada kenaikan. Itulah yang justru amankan kondisi PLN,” ucapnya dikutip dari okezone.
Ditambah lagi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah mulai menguat dalam beberapa hari terakhir ini. Adapun saat ini nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sudah meyentuh angka Rp14.492 per USD.
Menurut Sofyan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS belakangan ini membuat kerugian perseroan mulai sedikit berkurang. Sebab menurtnya, penguatan kurs ini juga berarti beban operasional perseroan juga mulai berkurang.
Selain penguatan Rupiah, berkurangnya kerugian perseran juga disebabkan turunnya harga minyak dunia hingga ke level USD50 per barel. Menurutnya ini sangat penting sebab dalam operasionalnya, PLN juga masih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik Perseroan. “Iya, lebih baik dalam arti operasional kita bisa lebih baik karena kemarin kan kita rugi kurs. (Penguatan Rupiah) ini justru akan mengurangi (kerugian PLN),” kata Sofyan.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, pihaknya tidak masalah jika tarif listrik kembali tidak naik hingga tahun depan. Sebab, perseroan sudah memiliki pengalaman dalam empat tahun terakhir belakangan ini untuk tidak menaikkan tarif listrik.
“Jadi bagaimana kemarin mimpi kami sama-sama tarif bisa dipertahankan, alhamdulillah di tahun keempat ini masih bertahan tidak ada kenaikan,” ujarnya saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (27/11).
Selain itu lanjut Sofyan, perseroan juga terbantu oleh banyaknya industri yang masuk ke dalam negeri. Banyaknya para pelaku industri yang masuk dan berkepansi ke alam negeri membuat beban tidak ada kenaikan tarif listrik tersebut bisa ditutupi.
“Ini juga yang selama ini datangkan industri baru dan PHK tertekan luar biasa karena tarif bagi industri tidak ada kenaikan. Itulah yang justru amankan kondisi PLN,” ucapnya dikutip dari okezone.
Ditambah lagi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah mulai menguat dalam beberapa hari terakhir ini. Adapun saat ini nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sudah meyentuh angka Rp14.492 per USD.
Menurut Sofyan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS belakangan ini membuat kerugian perseroan mulai sedikit berkurang. Sebab menurtnya, penguatan kurs ini juga berarti beban operasional perseroan juga mulai berkurang.
Selain penguatan Rupiah, berkurangnya kerugian perseran juga disebabkan turunnya harga minyak dunia hingga ke level USD50 per barel. Menurutnya ini sangat penting sebab dalam operasionalnya, PLN juga masih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik Perseroan. “Iya, lebih baik dalam arti operasional kita bisa lebih baik karena kemarin kan kita rugi kurs. (Penguatan Rupiah) ini justru akan mengurangi (kerugian PLN),” kata Sofyan.
#Ryan