Usai penandantangan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama Baznas, Arifin Purwakananta dan Dirjen penanganan fakir miskin (PFM) Kemensos, Andi ZA Dulung di Kantor Pusat Baznas Jakarta Rabu (12/12). (RS) JAKARTA – Untuk meningkatkan kesejahteraan para mustahik, Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia (RI) menjalin kerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) integrasi data kemiskinan di Indonesia.
Dalam kerjasama ini, ditandai dengan melakukan penandantangan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama Baznas, Arifin Purwakananta dan Dirjen penanganan fakir miskin (PFM) Kemensos, Andi ZA Dulung di Kantor Pusat Baznas Jakarta.
Data Baznas ini bersama dengan data dari Kemensos akan digunakan bersama untuk melaksanakan berbagai program pemberdayaan di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, kemanusiaan dan dakwah untuk melaksanakan pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Dirjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos, Andi ZA Dulung kepada Singgalang di Jakarta Rabu (12/12) mengatakan, Kemensos memiliki Basis Data Terpadu (BDT) yang berisi data dan status kesejahteraan masyarakat Indonesia, yang akan diintegrasikan dengan data mustahik yang dimiliki Baznas.
Selain itu Kemensos memiliki program dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Usaha Ekonomi Produktif (UEP), rehabilitasi rumah tak layak huni, Bantuan Pangan Non Tunai (BPN), Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra), dan lain sebagainya.
Disampaikan oleh Purwakananta, pihaknya dalam upaya menyejahterakan mustahik, kedua pihak sepakat untuk menjalin kerja sama penggunaan data keluarga. Yang diperoleh dari data terpadu Kemensos dan Baznas untuk program penanggulangan fakir miskin.
Data mustahik se-Indonesia saat ini tercatat sebanyak 8 juta jiwa. Data tersebut merupakan data Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang pernah dibantu dengan dana zakat. Untuk Baznas Pusat, dalam kurun waktu Januari hingga November 2018 tercatat 757.277 jiwa mustahik.
Sementara untuk muzaki Baznas dan LAZ nasional, tercatat sebanyak 3 juta orang. Angka ini merupakan data orang yang pernah berzakat melalui Baznas dan LAZ se-Indonesia. Untuk di Baznas Pusat sendiri, muzaki yang tercatat sebanyak 97 ribu jiwa.
Baznas mendorong berbagai program pemberdayaan dan pendistribusian zakat seperti Zakat Community Development (ZCD), Layanan Aktif BAZNAS (LAB), Sekolah Cendekia Baznas (SCB), Rumah Sehat Baznas (SCB) dan Baznas Tanggap Bencana (BTB).
Seluruh program tersebut dikelola menggunakan dana zakat, infak, dan sedekah masyarakat Indonesia untuk pegentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan hidup para mustahik. Dengan adanya integrasi data nasional yang dimiliki Kemensos dan data mustahik “Baznas tentu pelayanan kepada para fakir miskin menjadi semakin kuat, dan penyebaran bantuan semakin merata,” pungkas Arifin.
Dalam kerjasama ini, ditandai dengan melakukan penandantangan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama Baznas, Arifin Purwakananta dan Dirjen penanganan fakir miskin (PFM) Kemensos, Andi ZA Dulung di Kantor Pusat Baznas Jakarta.
Data Baznas ini bersama dengan data dari Kemensos akan digunakan bersama untuk melaksanakan berbagai program pemberdayaan di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, kemanusiaan dan dakwah untuk melaksanakan pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Dirjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos, Andi ZA Dulung kepada Singgalang di Jakarta Rabu (12/12) mengatakan, Kemensos memiliki Basis Data Terpadu (BDT) yang berisi data dan status kesejahteraan masyarakat Indonesia, yang akan diintegrasikan dengan data mustahik yang dimiliki Baznas.
Selain itu Kemensos memiliki program dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Usaha Ekonomi Produktif (UEP), rehabilitasi rumah tak layak huni, Bantuan Pangan Non Tunai (BPN), Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra), dan lain sebagainya.
Disampaikan oleh Purwakananta, pihaknya dalam upaya menyejahterakan mustahik, kedua pihak sepakat untuk menjalin kerja sama penggunaan data keluarga. Yang diperoleh dari data terpadu Kemensos dan Baznas untuk program penanggulangan fakir miskin.
Data mustahik se-Indonesia saat ini tercatat sebanyak 8 juta jiwa. Data tersebut merupakan data Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang pernah dibantu dengan dana zakat. Untuk Baznas Pusat, dalam kurun waktu Januari hingga November 2018 tercatat 757.277 jiwa mustahik.
Sementara untuk muzaki Baznas dan LAZ nasional, tercatat sebanyak 3 juta orang. Angka ini merupakan data orang yang pernah berzakat melalui Baznas dan LAZ se-Indonesia. Untuk di Baznas Pusat sendiri, muzaki yang tercatat sebanyak 97 ribu jiwa.
Baznas mendorong berbagai program pemberdayaan dan pendistribusian zakat seperti Zakat Community Development (ZCD), Layanan Aktif BAZNAS (LAB), Sekolah Cendekia Baznas (SCB), Rumah Sehat Baznas (SCB) dan Baznas Tanggap Bencana (BTB).
Seluruh program tersebut dikelola menggunakan dana zakat, infak, dan sedekah masyarakat Indonesia untuk pegentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan hidup para mustahik. Dengan adanya integrasi data nasional yang dimiliki Kemensos dan data mustahik “Baznas tentu pelayanan kepada para fakir miskin menjadi semakin kuat, dan penyebaran bantuan semakin merata,” pungkas Arifin.
#Ryan