PAINAN(RS) – Petani di Kenagarian Empat Koto Mudiak, Batang Kapas, Pesisir Selatan, menjerit. Soalnya persawahan mereka kekurangan air karena bendungan jebol akibat dihondoh banjir besar. Petani pun sulit bertanam padi, dengan kondisi itu.
“Hujan lebat dan cukup lama mengakibatkan meluapnya batang Tuik pada awal Januari 2017. Lalu berdampak pada jebolnya bendungan sehingga sejak itu, praktis petani tidak bisa bertanam lagi,” kata tokoh masyarakat setempat, Eman kepada Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, H. Mhd Asli Chaidir yang melakukan reses dalam rangka menjaring aspirasi ke sana, belum lama ini.
Eman menyebutkan, bendungan itu dibutuhkan warga untuk mengatur aliran air ke areal persawahan. Eman juga mengaku, walinagari setempat (baru dilantik), turut membantu dalam rangka pembuatan baronjong untuk mengatur air agar lancar dari kepala banda (jaringan sekunder) menuju tali banda (jaringan tersier). Selain itu, warga juga goro memperbaikinya sehingga air bisa kembali mengairi sawah mereka sekitar September 2018 dan petani kembali bertanam padi.
“Baru sekitar tiga minggu ini, panen, tapi setelah itu, posisi baronjong akibat air sungai Tuik kembali besar, bergeser sehingga tidak bisa mengatur air menuju areal persawahan. Ya, wajar saja, karena itu penanganan sementara. Kita berharap penangannya permanen agar petani tidak menjerit lagi,” terangnya.
Asli di hadapan masyarakat Empat Koto Mudiak tersebut memahami apa yang menjadi jeritan masyarakat setempat. “Untuk penanganan sementara, biar saya kerahkan alat berat untuk memperbaiki kepala banda. Kita upayakan, aliran air bisa lancar ke areal persawahan masyarakat,” ujarnya
Asli tidak hanya mengerahkan alat berat tapi juga operator dan operasional pengerjaan alat berat tersebut seperti bensin. “Niat saya hanya satu, bagaimana air kembali mengalir ke persawahan. Apalagi warga Empat Koto Mudiak dan Batang Kapas, sudah bagian dari keluarga. Hubungan emosional sudah terbangun lama. Durhaka saya kalau tidak mendengar jeritan dunsanak di sini,” sebut Asli.
Ada yang sangat berkesan dengan kedatangan Asli ke sana. Masyarakat antusias menunggu sang wakil rakyat yang juga adalah saudara mereka. Apalagi ikatan bathin di antara mereka sudah lama terbina.
“Keluarga Pak Asli ada yang menjadi warga kami. Kami sudah lama kenal dengan Pak Asli. Perhatian ke daerah kami, tidak terhitung lagi. Sekarang kami mengadu lagi karena menyangkut ekonomi mayoritas masyarakat, juga direspon Pak Asli,”sebut Eman dan dibenarkan warga lainnya, Fikri.
#Ryan