JAKARTA(RS) – Gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Sabtu (2/2) pukul 16.27 WIB. Warga sekitar panik dan sebagian lari ke bukit karena takut tsunami.
Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Muhamad Sadly menjelaskan, gempa tersebut berpusat di laut pada jarak 105 kilometer arah tenggara Kota Tua Pejat, Mentawai dan di kedalamnya 26 kilometer. Tidak memicu tsunami.
“Hingga pukul 21.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) sebanyak 52 kali,” katanya dalam siaran pers, Minggu (3/2).
Namun, hanya lima gempa susulan dirasakan oleh masyarakat yaitu magnitudo 5,3-6,1-5,3-5,9 dan 5,0. “BMKG terus memonitor perkembangan gempa bumi susulan dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media,” ujarnya kepada okezone.
Dampak gempa berdasarkan laporan masyarakat dirasakan di daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Solok II-III MMI Padang, Pariaman, Painan III-IV dan Kepulauan Mentawai (Tua Pejat,Pagai Selatan) IV-V MMI.
“Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Berdasarkan data sementara tercatat Puskesmas Sikakap rusak ringan, Mercusuar yang sudah tidak berfungsi roboh,” kata Muhamad.
Dia menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa tersebut termasuk dalam klasifikasi gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Peristiwa ini terjadi tepatnya di zona Megathrust Segmen Pagai yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra.
Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault).
Masyarakat diimbau tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat, serta informasi dari BMKG. “Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggungjawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil.”
Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Muhamad Sadly menjelaskan, gempa tersebut berpusat di laut pada jarak 105 kilometer arah tenggara Kota Tua Pejat, Mentawai dan di kedalamnya 26 kilometer. Tidak memicu tsunami.
“Hingga pukul 21.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) sebanyak 52 kali,” katanya dalam siaran pers, Minggu (3/2).
Namun, hanya lima gempa susulan dirasakan oleh masyarakat yaitu magnitudo 5,3-6,1-5,3-5,9 dan 5,0. “BMKG terus memonitor perkembangan gempa bumi susulan dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media,” ujarnya kepada okezone.
Dampak gempa berdasarkan laporan masyarakat dirasakan di daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Solok II-III MMI Padang, Pariaman, Painan III-IV dan Kepulauan Mentawai (Tua Pejat,Pagai Selatan) IV-V MMI.
“Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Berdasarkan data sementara tercatat Puskesmas Sikakap rusak ringan, Mercusuar yang sudah tidak berfungsi roboh,” kata Muhamad.
Dia menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa tersebut termasuk dalam klasifikasi gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Peristiwa ini terjadi tepatnya di zona Megathrust Segmen Pagai yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra.
Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault).
Masyarakat diimbau tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat, serta informasi dari BMKG. “Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggungjawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil.”
#Ryan