PADANG (RangkiangNagari) – Universitas Andalas (Unand) mengukuhkan dua guru besar pada Senin (29/4), yaitu Prof. Novizar Nazir sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Teknologi Hasil Pertanian, dan Prof. Helmi sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Pembangunan Pertanian.
Pada kesempatan itu, Prof. Novizar dalam orasi ilmmiahnya menyampaikan tentang Aplikasi Life Cycle Thingking dalam pengembangan teknologi hijau pengolahan hasil pertanian. Ada tiga urgensi utama yang melatar-belakangi tulisannya dalam makalah itu, yakni adanya isu lingkungan global, adanya tantangan penurunan emisi karbon, dan peluang pelabelan karbon pada produk hasil pertanian.
“Penerapan teknologi hijau akan melahirkan banyak inovasi di masa depan yang mendukung kelestarian atau keberlanjutan kehidupan,” katanya.
Setelah itu, Prof. Helmi dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Practicing Sustainability Science and Advocating Public Policy To Support Delivery of SDGs in Indonesia” mengatakan dampak ilmu terhadap masyarakat masih terbatas, terkait solusi masalah pembangunan, pencapaian SDGs dan transisi ke arah keberlanjutan.
Dalam makalahnya, Prof. Helmi menyimpulkan, penerapan sains keberlanjutan adalah bagian penting dalam memberikan basis yang kuat untuk merumuskan solusi inovatif terhadap masalah-masalah pembangunan berkelanjutan dan pencapaian SDGs.
Rektor Unand, Prof. Tafdil Husni dalam rapat majelis guru besar itu menyebutkan bahwa saat ini jumlah guru besar Unand yang aktif berjumlah 151 orang. Dalam tiga tahun terakhir telah bertambah sebanyak 22 orang, dan yang pensiun sebanyak 11 orang.
Pada kesempatan itu, Prof. Novizar dalam orasi ilmmiahnya menyampaikan tentang Aplikasi Life Cycle Thingking dalam pengembangan teknologi hijau pengolahan hasil pertanian. Ada tiga urgensi utama yang melatar-belakangi tulisannya dalam makalah itu, yakni adanya isu lingkungan global, adanya tantangan penurunan emisi karbon, dan peluang pelabelan karbon pada produk hasil pertanian.
“Penerapan teknologi hijau akan melahirkan banyak inovasi di masa depan yang mendukung kelestarian atau keberlanjutan kehidupan,” katanya.
Setelah itu, Prof. Helmi dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Practicing Sustainability Science and Advocating Public Policy To Support Delivery of SDGs in Indonesia” mengatakan dampak ilmu terhadap masyarakat masih terbatas, terkait solusi masalah pembangunan, pencapaian SDGs dan transisi ke arah keberlanjutan.
Dalam makalahnya, Prof. Helmi menyimpulkan, penerapan sains keberlanjutan adalah bagian penting dalam memberikan basis yang kuat untuk merumuskan solusi inovatif terhadap masalah-masalah pembangunan berkelanjutan dan pencapaian SDGs.
Rektor Unand, Prof. Tafdil Husni dalam rapat majelis guru besar itu menyebutkan bahwa saat ini jumlah guru besar Unand yang aktif berjumlah 151 orang. Dalam tiga tahun terakhir telah bertambah sebanyak 22 orang, dan yang pensiun sebanyak 11 orang.
#Ryan