PADANG (RangkiangNagari) – Sepuluh tahun sudah gempa dahsyat meluluhlantahkan Sumatera Barat. Peristiwa itu sangat menyayat ulu hati. Pada peringatan 10 tahun gempa, Senin (30/9), sejumlah tokoh hadir di Monumen Gempa, Jalan Gereja, Padang, termasuk mantan Walikota Padang, Fauzi Bahar.
Mereka menyuarakan tentang pentingnya mitigasi bencana. Masyarakat Sumbar harus bangkit. Mengingat 10 tahun berlalu, ada cukup banyak perubahan wajah kota karena bangunan yang ambruk berganti baru. Shelter pun dibangun.
Tak hanya itu sejumlah upaya mitigasi dan antisipasi ke depan terus dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal itu mengingat berdasarkan hasil penelitian masih ada ancaman gempa Megathrust yang disebut bersumber dari segmen Siberut, hingga saat ini belum mengeluarkan energi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang, Edi Hasymi mengatakan yang paling utama saat bencana terjadi adalah masyarakat memiliki ilmu dan paham apa yang akan dilakukan.
Saat ini terdapat tiga bangunan tinggi sebagai tempat evakuasi sementara yang berlokasi di Ulak Karang, Parupuk Tabing dan Tabing dengan daya tampung sekitar 5.000 jiwa per lokasi. Tak hanya itu saat ini terdapat sekitar 58 bangunan lain yang bisa digunakan sebagai tempat evakuasi sementara warga. Kemudian sebagai petunjuk bagi warga jika gempa dan tsunami terjadi telah dibuat papan petunjuk yang dipasang di 700 lokasi di Padang. Di papan tersebut ada petunjuk arah ke mana evakuasi terdekat.
Di samping itu dalam tiga tahun terakhir BPBD Padang telah memperbanyak penyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan jika gempa dan tsunami terjadi. Ada 30 baliho kecil yang disiapkan di berbagai tempat mulai dari lokasi wisata dan persimpangan berisi informasi apa yang harus dilakukan saat gempa.
BPBD Padang juga membuat poster tentang siaga bencana yang dibagikan kepada masyarakat hingga penyuluhan kepada 150 sekolah dari 400 sekolah yang berada di zona rawan. Untuk penanda wilayah aman dari tsunami juga telah dibuat tulisan tsunami safe zone dengan latar biru di 22 jalan yang ada di Padang.
Dengan adanya penanda ini masyarakat bisa memperkirakan apakah sudah berada di daerah aman atau perlu melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. BPBD juga menggandeng kelompok siaga bencana untuk mensosialisasikan kebencanaan kepada masyarakat.
Mereka menyuarakan tentang pentingnya mitigasi bencana. Masyarakat Sumbar harus bangkit. Mengingat 10 tahun berlalu, ada cukup banyak perubahan wajah kota karena bangunan yang ambruk berganti baru. Shelter pun dibangun.
Tak hanya itu sejumlah upaya mitigasi dan antisipasi ke depan terus dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal itu mengingat berdasarkan hasil penelitian masih ada ancaman gempa Megathrust yang disebut bersumber dari segmen Siberut, hingga saat ini belum mengeluarkan energi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang, Edi Hasymi mengatakan yang paling utama saat bencana terjadi adalah masyarakat memiliki ilmu dan paham apa yang akan dilakukan.
Saat ini terdapat tiga bangunan tinggi sebagai tempat evakuasi sementara yang berlokasi di Ulak Karang, Parupuk Tabing dan Tabing dengan daya tampung sekitar 5.000 jiwa per lokasi. Tak hanya itu saat ini terdapat sekitar 58 bangunan lain yang bisa digunakan sebagai tempat evakuasi sementara warga. Kemudian sebagai petunjuk bagi warga jika gempa dan tsunami terjadi telah dibuat papan petunjuk yang dipasang di 700 lokasi di Padang. Di papan tersebut ada petunjuk arah ke mana evakuasi terdekat.
Di samping itu dalam tiga tahun terakhir BPBD Padang telah memperbanyak penyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan jika gempa dan tsunami terjadi. Ada 30 baliho kecil yang disiapkan di berbagai tempat mulai dari lokasi wisata dan persimpangan berisi informasi apa yang harus dilakukan saat gempa.
BPBD Padang juga membuat poster tentang siaga bencana yang dibagikan kepada masyarakat hingga penyuluhan kepada 150 sekolah dari 400 sekolah yang berada di zona rawan. Untuk penanda wilayah aman dari tsunami juga telah dibuat tulisan tsunami safe zone dengan latar biru di 22 jalan yang ada di Padang.
Dengan adanya penanda ini masyarakat bisa memperkirakan apakah sudah berada di daerah aman atau perlu melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. BPBD juga menggandeng kelompok siaga bencana untuk mensosialisasikan kebencanaan kepada masyarakat.
#Ryan