MADRID (RangkiangNagari) – Setelah sempat mendominasi Piala/Liga Champions pada 1955-1960, Real Madrid kembali melakukannya pada edisi 2016-2018. Hanya saja, dominasi itu terhenti pada musim 2018-2019 setelah Madrid disingkirkan Ajax Amsterdam dengan agregat 3-5 di babak 16 besar.
Meski begitu, Madrid saat ini masih terdaftar sebagai tim tersukses di Liga Champions dengan koleksi 13 trofi. Madrid unggul enam trofi atas pengoleksi gelar terbanyak kedua yang ditempati AC Milan. Meski begitu, koleksi 13 trofi milik Madrid dapat dipertipis atau dikejar tim lain jika performa Madrid masih angin-anginan seperti dua musim terakhir.
Setelah menjadi bulan-bulanan Ajax di babak 16 besar Liga Champions musim lalu, Madrid mendapatkan nasib yang tidak berbeda jauh musim ini. Hal itu terbukti pada dua laga awal Madrid di Fase Grup B Liga Champions 2019-2020.
Setelah dihancurkan Paris Saint-Germain 0-3 di matchday pertama, Madrid hanya sanggup bermain 2-2 kontra Club Brugge dini hari tadi. Bahkan, Madrid hampir kalah karena sempat tertinggal 0-2 dari sang rival. Saat ini setelah melalui dua pertandingan, Madrid terjerembab di dasar klasemen dengan koleksi satu angka.
Mereka tertinggal lima poin dari PSG di puncak klasemen. Untuk lolos ke 16 besar, peluang Madrid memang masih terbuka, setidaknya lewat status runner-up.
Jika nantinya lolos lewat status runner-up, Madrid berpotensi menghadapi tim-tim kuat di babak 16 besar. Dengan begitu, potensi langkah Madrid terhenti di babak 16 besar sangat-sangat terbuka. Karena itu, tugas bagi Zidane untuk mengeluarkan potensi terbaik dari para pemainnya.
Sebab, seiring kepergian Cristiano Ronaldo pada musim panas 2018, Madrid bak kehilangan ruh. Jika kondisi di atas terus terjadi dari tahun ke tahun, dominasi Madrid di Liga Champions bakal digantikan klub lain.
Meski begitu, Madrid saat ini masih terdaftar sebagai tim tersukses di Liga Champions dengan koleksi 13 trofi. Madrid unggul enam trofi atas pengoleksi gelar terbanyak kedua yang ditempati AC Milan. Meski begitu, koleksi 13 trofi milik Madrid dapat dipertipis atau dikejar tim lain jika performa Madrid masih angin-anginan seperti dua musim terakhir.
Setelah menjadi bulan-bulanan Ajax di babak 16 besar Liga Champions musim lalu, Madrid mendapatkan nasib yang tidak berbeda jauh musim ini. Hal itu terbukti pada dua laga awal Madrid di Fase Grup B Liga Champions 2019-2020.
Setelah dihancurkan Paris Saint-Germain 0-3 di matchday pertama, Madrid hanya sanggup bermain 2-2 kontra Club Brugge dini hari tadi. Bahkan, Madrid hampir kalah karena sempat tertinggal 0-2 dari sang rival. Saat ini setelah melalui dua pertandingan, Madrid terjerembab di dasar klasemen dengan koleksi satu angka.
Mereka tertinggal lima poin dari PSG di puncak klasemen. Untuk lolos ke 16 besar, peluang Madrid memang masih terbuka, setidaknya lewat status runner-up.
Jika nantinya lolos lewat status runner-up, Madrid berpotensi menghadapi tim-tim kuat di babak 16 besar. Dengan begitu, potensi langkah Madrid terhenti di babak 16 besar sangat-sangat terbuka. Karena itu, tugas bagi Zidane untuk mengeluarkan potensi terbaik dari para pemainnya.
Sebab, seiring kepergian Cristiano Ronaldo pada musim panas 2018, Madrid bak kehilangan ruh. Jika kondisi di atas terus terjadi dari tahun ke tahun, dominasi Madrid di Liga Champions bakal digantikan klub lain.
#Ryan