PADANG (RangkiangNagari) – Kabar gembira bagi pecandu pacu kuda di Kota Padang. Gelanggang Pacuan Kuda Tunggul Hitam bakal dihidupkan kembali. Senin (30/9) pagi pembersihan kawasan bekas pacu kuda itu dilakukan dengan gotong royong masyarakat bersama komunitas bendi di Padang.
Pacuan Kuda di Tunggul Hitam terakhir digelar pada 1999. “Kalau tidak salah terakhir dipergunakan 1999 saat digelarnya kejurnas dan kala itu di Jakarta ada pelantikan Gus Dur sebagai Presiden,” kata Fredi, salah seorang pengurus Pordasi Padang.
Adanya keinginan menghidupkan kembali gelanggang pacu kuda Tunggul Hitam itu mendapat respon sangat positif dari Danlanud Sutan Sjahrir Padang, Kolonel Pnb. Purwanto Adi Nugroho.
“Saya menyambut baik untuk menghidupkan kembali gelanggang pacu kuta tersebut. Jadi, kawasan itu bukan hanya sekadar untuk berolahraga tetapi juga bisa sebagai penunjang untuk kebencanaan. Artinya kawasan itu nanti dibangun aero sport dan kawasan kebencanaan,” katanya saat menerima audiensi pengurus Pordasi Kota Padang, Senin (30/9) di ruang kerjanya.
Dikatakan Purwanto, Lanud Sutan Sjahrir ini memiliki sarana dan bila memang adanya keinginan dari berbagai elemen masyarakat dan lainnya untuk menghidupkan kembali gelanggang pacuan kuda itu saat ini harus didukung penuh. “Saya dari awal bertugas di sini sudah melihat kawasan itu alangkah baiknya dimanfaatkan apalagi arealnya cukup luas, jadi kenapa tidak dihidupkan lagi. Bila dihidupkan sudah pasti perekonomian masyarakat bisa menggeliat pula,” katanya.
Danlanud menambahkan, Lanud Sutan Sjahrir saat ini masih banyak area kosong yang belum terkelola atau dimanfaatkan dengan optimal. “Pemanfaatan area bekas pacu kuda dulu ini menjadi aero sport center dan kawasan kebencanaan nanti diharapkan dapat menjadi area penataan dan pembinaan potensi wilayah pertahanan aspek dirgantara,” kata Danlanud.
Dikatakan, banyak manfaatnya bila kawasan bekas pacuan kuda itu dibuat aero sport dan kawasan kebencanaan diantaranya marshailing area, jalur evakuasi tsunami, shelter, sarana olahraga lainnya, seperti lintasan atletik, area ketangkasan bermotor, lintasan berkuda dan area panahan.
Kawasan itu ada luasnya kurang lebih sekitar 22 hektare. Hari ini masyarakat pecinta kuda dan komunitas bendi menggelar gotong royong. Tidak kurang dari 30 orang ikut bergoro, membawa parang dan sabit. Pendamping gotong royong Kadislog Lanud Sutan Sjahrir Letkol Dirman Hutri gembira sekali dengan bersemangatnya masyarakat datang bergoro. “Kehadiran bapak-bapak ini membuat kita bersemangat. Mudah-mudahan semangat gotong royong ini apa yang menjadi harapan kita bersama bisa terealisasi ke depannya,” ujar Letkol Dirman Hutri.
Ia juga berharap adanya dukungan dari pemerintah provinsi, Kota Padang serta BUMD, BNPB dan BPBD, pengusaha dan pihat terkait lainnya.
Ayah Ujang salah seorang pecinta kuda sangat menyambut gembira pacuan kuda ini kembali dihidupkan. “Hari ini baru sekitar 30 pecinta dan komunitas bendi yang hadir goro. Mereka bersemangat bila gelanggang pacuan kuda Tunggul Hitam ini betul-betul kembali dihidupkan,” ujar Ayah, sapaan Ayah Ujang.
Pacuan Kuda di Tunggul Hitam terakhir digelar pada 1999. “Kalau tidak salah terakhir dipergunakan 1999 saat digelarnya kejurnas dan kala itu di Jakarta ada pelantikan Gus Dur sebagai Presiden,” kata Fredi, salah seorang pengurus Pordasi Padang.
Adanya keinginan menghidupkan kembali gelanggang pacu kuda Tunggul Hitam itu mendapat respon sangat positif dari Danlanud Sutan Sjahrir Padang, Kolonel Pnb. Purwanto Adi Nugroho.
“Saya menyambut baik untuk menghidupkan kembali gelanggang pacu kuta tersebut. Jadi, kawasan itu bukan hanya sekadar untuk berolahraga tetapi juga bisa sebagai penunjang untuk kebencanaan. Artinya kawasan itu nanti dibangun aero sport dan kawasan kebencanaan,” katanya saat menerima audiensi pengurus Pordasi Kota Padang, Senin (30/9) di ruang kerjanya.
Dikatakan Purwanto, Lanud Sutan Sjahrir ini memiliki sarana dan bila memang adanya keinginan dari berbagai elemen masyarakat dan lainnya untuk menghidupkan kembali gelanggang pacuan kuda itu saat ini harus didukung penuh. “Saya dari awal bertugas di sini sudah melihat kawasan itu alangkah baiknya dimanfaatkan apalagi arealnya cukup luas, jadi kenapa tidak dihidupkan lagi. Bila dihidupkan sudah pasti perekonomian masyarakat bisa menggeliat pula,” katanya.
Danlanud menambahkan, Lanud Sutan Sjahrir saat ini masih banyak area kosong yang belum terkelola atau dimanfaatkan dengan optimal. “Pemanfaatan area bekas pacu kuda dulu ini menjadi aero sport center dan kawasan kebencanaan nanti diharapkan dapat menjadi area penataan dan pembinaan potensi wilayah pertahanan aspek dirgantara,” kata Danlanud.
Dikatakan, banyak manfaatnya bila kawasan bekas pacuan kuda itu dibuat aero sport dan kawasan kebencanaan diantaranya marshailing area, jalur evakuasi tsunami, shelter, sarana olahraga lainnya, seperti lintasan atletik, area ketangkasan bermotor, lintasan berkuda dan area panahan.
Kawasan itu ada luasnya kurang lebih sekitar 22 hektare. Hari ini masyarakat pecinta kuda dan komunitas bendi menggelar gotong royong. Tidak kurang dari 30 orang ikut bergoro, membawa parang dan sabit. Pendamping gotong royong Kadislog Lanud Sutan Sjahrir Letkol Dirman Hutri gembira sekali dengan bersemangatnya masyarakat datang bergoro. “Kehadiran bapak-bapak ini membuat kita bersemangat. Mudah-mudahan semangat gotong royong ini apa yang menjadi harapan kita bersama bisa terealisasi ke depannya,” ujar Letkol Dirman Hutri.
Ia juga berharap adanya dukungan dari pemerintah provinsi, Kota Padang serta BUMD, BNPB dan BPBD, pengusaha dan pihat terkait lainnya.
Ayah Ujang salah seorang pecinta kuda sangat menyambut gembira pacuan kuda ini kembali dihidupkan. “Hari ini baru sekitar 30 pecinta dan komunitas bendi yang hadir goro. Mereka bersemangat bila gelanggang pacuan kuda Tunggul Hitam ini betul-betul kembali dihidupkan,” ujar Ayah, sapaan Ayah Ujang.
#Ryan