Reydonnizar Moenek dalam sebuah kesempatan |
PADANG (RangkiangNagari) - Nama Reydonnyzar Moenek memang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Sumbar. Lekat tangan Pj Gubernur Sumbar 2015-2016 tersebut kerap dikupas berbagai elemen masyarakat, mulai dari kedai kopi hingga acara bedah buku yang digelar perguruan tinggi. Apalagi akhir-akhir ini juga kerap diberitakan bahwa Donny Moenek, sapaan akrabnya, akan meramaikan arena Pilkada Sumbar 2020.
Nama Donny Moenek pun telah terdaftar sebagai salah seorang kandidat Gubernur Sumbar 2021-2025 di sejumlah partai politik di Sumbar. Sebut saja PDIP, PKB, PPP, Nasdem, PAN dan Golkar.
Akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah ketika daftar undangan peserta penyampaian visi dan misi dari DPD Gerindra Sumbar awalnya tidak memasukkan nama Reydonnyzar Moenek ke dalam list kandidat yang akan memaparkan visi misi kandidat Gubernur Sumbar yang akan diusung Gerindra. Dalam daftar awal hanya menyebutkan 7 nama yakni Edriana, Mulyadi, Indra Catri, Syamsu Rahim, Shadiq Pasadigoe, Nasrul Abit, dan Desrio Putra. Sebagaimana diketahui, ketujuh nama ini merupakan nama-nama yang mendaftarkan diri pada masa pembukaan pendaftaran kandidat pada akhir tahun 2019 lalu.
Namun, pada undangan yang terakhir beredar, tiba-tiba muncul nama Reydonnyzar Moenek sebagai salah satu peserta bakal calon gubernur dari Gerindra.
Saat dikonfirmasi, Donny yang saat ini masih menjabat Sekjen DPD RI ini mengungkapkan bahwa penambahan namanya merupakan bentuk profesionalisme Gerindra Sumbar yang membuka diri bagi seluruh anak bangsa. “Saya mengapresiasi dan berterima kasih karena diberi kesempatan untuk tampil menyampaikan visi misi dan pandangan saya akan problematika Sumbar,” ujar Donny.
Saat ditanya apakah dirinya melakukan lobi politik dengan para petinggi partai Gerindra di tingkat pusat, Donny tersenyum sembari berkata bahwa ia selalu melakukan komunikasi politik dengan siapa saja untuk memperluas jaringan demi kemajuan Sumbar ke depan.
“Ya, Sumbar ke depan memerlukan sosok yang dapat melakukan komunikasi efektif yang dapat membuka akses Sumbar agar cepat maju dan berkembang. Faktor percepatan itu terletak pada kepemimpinan gubernur mendatang. Siapapun dia, harus berpandai-pandai dalam menjalin komunikasi dan membuka diri. Hubungan atas-bawah, kiri-kanan, semua harus bisa dirangkulnya demi, sekali lagi, untuk kemajuan Sumbar ke depan.” pungkas mantan Juru Bicara Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi ini.
Adapun visi dan misi yang dipaparkan Donny Moenek di hadapan petinggi DPD Gerindra Sumbar ada 11 misi, dengan visi “Sumatera Barat Maju, Cerdas, Inovatif, dan Berkualitas“. Adapun 11 misi dimaksud yaitu pertama, mengembangkan pendidikan berkualitas guna meningkatkan daya saing SDM. Kedua, menciptakan pemerintahan yang bersih, profesional, inovatif dan melayani. Ketiga, meningkatkan pembangunan infrastruktur publik sehingga terjamin interkonektivitas guna menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan mengatasi ketidakseimbangan regional antardaerah.
Ke-empat, mengembangkan dan memperkuat kemampuan perekonomian daerah yang berkeadilan, propoor, projobs, proinvestment, dan proenvironment. Kelima, menumbuhkembangkan nilai-nilai religius ABS-SBK, kerukunan antarumat beragama, dan pelestarian kebudayaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Ke-enam, memberikan kemudahan Ease of Doing Bussiness (EODB) dan kepastian hukum dalam berusaha, perbesar peluang investasi untuk penciptaan lapangan kerja, serta memberi porsi besar pada pengembangan UMKM. Ketujuh, menciptakan ketangguhan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Kedelapan, meningkatkan produktivitas petani dan nelayan melalui penyediaan kebutuhan dan keterampilan. Kesembilan, mewujudkan pemuda yang mandiri, cerdas, berkualitas, dan antipekat melalui pembinaan pemantapan agama, olahraga, dan seni budaya.
Kesepuluh, sinerji dan harmonisasi melalui kerja sama antar daerah dalam pengembangan dan pemantapan objek dan promosi kepariwisataan dalam dan luar negeri. Dan terakhir kesebelas, yakni peningkatan kapasitas fiskal daerah melalui berbagai terobosan dari sumber-sumber pembiayaan konvensional maupun nonkonvensional. (R.01 RN)