SEOUL (RangkiangNagari) – Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong meluapkan kekecewaannya terhadap PSSI. Menurut dia, ada beberapa keputusan janggal yang dikeluarkan induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut.
Pelatih asal Korea Selatan itu tak habis pikir saat Ratu TishaDestria mengundurkan diri dari jabatan sekretaris jenderal, April 2020 lalu. Padahal di matanya, Ratu Tisha adalah sosok yang sangat profesional.
“Staf PSSI kebijakannya selalu berubah-ubah. Sekjen Tisha terkenal di kalangan penggemar berkat kemampuannya. Dia kemudian secara mendadak pergi pada April,” ucap Shin saat diwawancarai media massa Korea, IS Plus Joins.
Selain itu dia juga mempertanyakan alasan PSSI menunjuk Indra Sjafri sebagai direktur teknik. Padahal sebelumnya Indra sempat meninggalkan tim saat pemusatan latihan di Thailand. Bukannya memberikan sanksi, PSSI justru mengangkat Indra Sjafri sebagai direktur teknik.
“PSSI sangat mendukung pelatih lokal. Namun setelah latihan di Thailand, pelatih lokal itu pulang tanpa berpamitan sejak di bandara. Keesokan harinya, saya memaafkan dan coba menerima keadaan,” ucap Shin dilansir dari inews.id.
“Namun dia berkata apa yang saya lakukan adalah kesalahan. Ketua PSSI kemudian menelepon menanyakan soal itu. Pelatih itu kemudian pergi dan dua bulan kemudian ditunjuk menjadi direktur teknik,” ujarnya heran.
Di balik itu, pelatih berusia 49 tahun tersebut sangat antusias dengan misinya menangani Timnas Indonesia. Menurutnya Indonesia adalah negara yang punya potensi besar di sepak bola.
“Saya ingin membuat program untuk tim nasional dan para pemain. Saya ingin bekerja sama dan melakukan yang terbaik. Tapi perlu diingat, pelatih bukanlah pesulap. Ada proses yang harus dijalani. Sepak bola Indonesia luar biasa. Pemerintahnya juga sangat antusias menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan,” tuturnya.
#Ryan
Pelatih asal Korea Selatan itu tak habis pikir saat Ratu TishaDestria mengundurkan diri dari jabatan sekretaris jenderal, April 2020 lalu. Padahal di matanya, Ratu Tisha adalah sosok yang sangat profesional.
“Staf PSSI kebijakannya selalu berubah-ubah. Sekjen Tisha terkenal di kalangan penggemar berkat kemampuannya. Dia kemudian secara mendadak pergi pada April,” ucap Shin saat diwawancarai media massa Korea, IS Plus Joins.
Selain itu dia juga mempertanyakan alasan PSSI menunjuk Indra Sjafri sebagai direktur teknik. Padahal sebelumnya Indra sempat meninggalkan tim saat pemusatan latihan di Thailand. Bukannya memberikan sanksi, PSSI justru mengangkat Indra Sjafri sebagai direktur teknik.
“PSSI sangat mendukung pelatih lokal. Namun setelah latihan di Thailand, pelatih lokal itu pulang tanpa berpamitan sejak di bandara. Keesokan harinya, saya memaafkan dan coba menerima keadaan,” ucap Shin dilansir dari inews.id.
“Namun dia berkata apa yang saya lakukan adalah kesalahan. Ketua PSSI kemudian menelepon menanyakan soal itu. Pelatih itu kemudian pergi dan dua bulan kemudian ditunjuk menjadi direktur teknik,” ujarnya heran.
Di balik itu, pelatih berusia 49 tahun tersebut sangat antusias dengan misinya menangani Timnas Indonesia. Menurutnya Indonesia adalah negara yang punya potensi besar di sepak bola.
“Saya ingin membuat program untuk tim nasional dan para pemain. Saya ingin bekerja sama dan melakukan yang terbaik. Tapi perlu diingat, pelatih bukanlah pesulap. Ada proses yang harus dijalani. Sepak bola Indonesia luar biasa. Pemerintahnya juga sangat antusias menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan,” tuturnya.
#Ryan