BNPB Puas dengan Rekayasa Tebing di Puncak Pato

BATUSANGKAR (RangkiangNagari) – Dahulu, kalau hujan lebat agak satu jam saja, tanah tebing di pinggir jalan provinsi yang menghubungkan Batusangkar-Lintau, persisnya di kawasan Puncak Pato akan longsor dan menutupi badan jalan. Kalau sudah seperti itu kejadiannya, akses transportasi masyarakat pun akan terputus.

Warga Lintau yang akan ke Batusangkar, harus memutar melewati jalan provinsi lainnya via Sitangkai. Tapi, jalur itu juga rawan longsor.Kini, hal itu diharapkan tidak akan terjadi lagi setelah dilakukan penguatan tebing-tebing tersebut menggunakan teknologi rekayasa teknik sipil terbaik. Progam itu memanfaatkan dana hibah dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp8 miliar.Untuk memastikan proyek itu berjalan dengan baik dan selesai sesuai perencanaan, Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Rifai, Rabu (18/11), melakukan kunjungan langsung ke lapangan, didampingi Pj. Bupati Tanah Datar Erman yang juga merupakan kepala pelaksana BPBD Provinsi Sumatera Barat.

Setelah mendengar paparan dan tanya jawab dengan berbagai pihak di lokasi, Rifai mengaku puas atas pembangunan dinding penguat tebing di Puncak Pato memakai teknologi rekayasa baru dan menyebutnya sebagai pekerjaan sipil terbaik tahun 2019 yang ada di seluruh kabupaten kota Sumatera Barat yang dikunjunginya.

“Ini sebuah teknologi yang bagus terkait pekerjaan bina marga. Setelah kunjungan kami, ini akan menjadi sebuah rekomendasi bagi kami dan saya juga akan segera konsolidasi pada tim RR, ada beberapa alternatif untuk penguatan pekerjaan bina marga ke depannya,” sampainya didampingi Widyaswara Utama BNPB Medi.

Setelah melihat lokasi, Rifai juga mengusulkan kepada pemerintah daerah segera mengantisipasi risiko yang masih ada dengan belum tuntasnya kupasan dinding tebing, dengan segera melakukan penanaman atau vegerasi yang sifatnya menahan tebing.

“Tanaman yang paling bagus itu vetifer, sejenis akar wangi yang kekuatan akarnya setara tiga ton baja. Bapak Kepala BNPB pun sudah mensosialisasikannya, seperti yang baru dikerjakan di Pasir Madang Bogor seluas 853 hektar,” ungkap Rifai.

Di kesempatan itu, Rifai juga meminta pemerintah daerah melalui BPBD Kabupaten Tanah Datar untuk menyampaikan laporannya berikut dokumentasinya, dijadikan kajian agar bisa diaplikasikan di tempat lain.

“Atas nama pemerintah daerah, kami menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat khususnya dalam alokasi dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam. Tanah Datar termasuk daerah rawan bencana terutama longsor. Pembangunan dinding pengaman yang kita lihat sekarang luar biasa,” sambut Erman.

Dia berharap, ke depan BPNB tetap membantu Tanah Datar dalam penanganan dan rehab bencana. “Ke depan, pemerintah daerah tetap mengalokasikan anggaran pendamping, tidak hanya berharap dari BNPB. Masih ada usulan kita seperti untuk Jorong Mawar dan tempat lainnya,” sambungnya.

Kalaksa BPBD Tanah Datar Thamrin sebelumnya menjelaskan pembangunan pengaman tebing sepanjang lebih kuran 500 meter ini sangat penting mengingat saat intensitas hujan tinggi, sering terjadi longsor yang mengganggu mobilitas dan perekonomian masyarakat.

“Pada 2017 yang lalu, saat longsor tebing Puncak Pato yang berada pada 2 wilayah yakni Kecamatan Lintau Buo Utara dan Sungayang ini, secara darurat Dinas PU pada waktu itu sudah mencoba menormalkan dengan cara memotong jalan ke arah tebing, dan tahap berikutnya dibuat perencanaan berupa DED dan kita koordinasikan dengan BPBD Provinsi. Alhamdulillah setelah diverifikasi dinyatakan layak didanai melalui dana rehab dan rekonstruksi tahun 2019,” jelas Thamrin.

“Proposal ini diantar langsung oleh Almarhum Bupati Irdinansyah Tarmizi dan ditindak lanjuti oleh Wakil Bupati Zuldafri Darma dan upaya BPBD Provinsi. Hibah Rp8 Miliar lebih ini cukup besar dalam satu titik kegiatan,” sambungnya.

Dijelaskannya, setelah dilakukan kajian teknis alternatif konstruksi penahan dinding tebing yang ada, dipilihlah beton dengan konstruksi soil nailing yang dinilai paling efektif dan efisien baik dalam pelaksanaanya, pembiayaanya dan pemeliharannya.

Thamrin juga mengatakan, pembangunan yang dilakukan bukan untuk menghambat longsoran bukit semua, tetapi untuk mengantisipasi longsoran kecil.

“Pilihan konstruksi ini seperti yang sudah ada di Kelok 9 Kabupaten Lima Pupuh Kota. Kita berharap dengan pembangunan ini masyarakat bisa merasa aman dan nyaman melewati kawasan Puncak Pato,” jelas Thamrin.

 

#Ryan

Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.