Jakarta (Rangkiangnagari) - Catatan Ilham Bintang Pengusaha Nasional Anindya Novyan Bakrie Senin 24 Mei resmi mendaftarkan diri untuk maju dalam pemilihan Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026. Keputusan maju berlaga dalam Munas Kadin 2-4 Juni di Bali, disampaikan Presiden Direktur Bakrie itu kepada para pemimpin redaksi madia nasional di Ballroom Hotel Four Seasons, Jakarta, Senin 24 Mei, malam. “Munas kali ini sedikit berbeda dengan munas-munas sebelumnya. Ini disebabkan karena Kadin ke depan memiliki tanggung jawab yang lebih. Kadin berada di jalur terdepan dalam berbagai upaya pemulihan ekonomi pasca-pandemi,” kata Anindya malam itu.
Acara dialog Anin dengan para pemred yang tergabung dalam Forum Pemred dilangsungkan secara hibrid, tatap muka dan secara virtual melalui zoom meeting. Sebagian wartawan hadir secara fisik, sebagian lainnya lewat virtual. Saya memilih hadir secara virtual, dan tampaknya lebih banyak wartawan memilih cara aman itu. Termasuk tiga wartawan, yaitu, Primus Dorimulu (Beritasatu), Don Bosco ( MetroTV) dan Arifin Arsyad ( Kumparan) yang mengikuti acara dari kamar karantinanya karena ketiganya baru pulang lawatan di luar negeri. Tampak juga hadir secara daring, Karni Ilyas, Pemimpin Redaksi TVOne.
ProKadin Silaturahmi Anin ( disebut juga begitu karena masih suasana Idul Fitri) menarik perhatian para pemred karena dilangsungkan masih suasana lebaran dan sepekan sebelum perhelatan Munas Kadin di Bali. Pemilihan Ketum salah satu agenda terpenting.
Seperti yang Anin sebut sendiri, bahwa dalam situasi dunia dilanda pandemi Covid19, Ketua Kadin yang akan datang harus memiliki kapasitas dan kemampuan sebagai pemimpin untuk menyatukan seluruh dunia usaha yang akan menjadi kunci keberhasilan Kadin ke depan. Program kerjanya yang akan dilaksanakan jika terpilih menjadi orang nomer 1 di Kadin, terangkum dalam tagline ProKadin.
Program tersebut memiliki makna dan kepanjangan dari singkatan tagline itu. Pro, berarti Kadin yang profesional, saling bahu-membahu, untuk maju, naik kelas bersama. Untuk huruf K, kelembagaan dan SDM Kadin yang kuat, A merupakan agrikultur untuk ketahanan pangan. D adalah daerah berdaya dengan UMKM modern sebagai unggulan. Berikutnya huruf I yang berfokus terhadap industrialisasi berorientasi pada konektivitas dan ekspor.
Sedangkan N, normalisasi kehidupan pasca pandemi dan kemandirian nasional bidang kesehatan. Program ProKadin dipresentasikan juga secara visual yang dibuat oleh Tim Ipang Wahid. Kamar Dagang dan Industri Indonesia, atau disingkat KADIN Indonesia, adalah organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian. Organisasi ini didirikan pada 24 September 1968 dan diatur dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri. Ketua KADIN Indonesia periode 2015-2020 adalah Rosan Perkasa Roeslani, yang belum lama diangkat sebagai Duta Besar RI di Amerika Serikat.
Sejauh catatan, Anin dapat dianggap memenuhi semua untuk memimpin Kadin lima tahun ke depan. Ibarat kata ” bibit-bebet-bobot” nya sangat menunjang. Sebuah parameter yang dipakai orangtua jaman dulu untuk mempercayai seorang pemimpin. Anin adalah putera pengusaha kondang, Abu Rizal Bakrie. Kakeknya saja, Ahmad Bakrie, telah merintis usaha sebelum kemerdekaan RI yang kini telah tumbuh menggurita dengan skala bisnis Rp 210 triliun.
Anindya Novyan Bakrie lahir di Jakarta, 10 November 1974. Dia pengusaha Indonesia di bidang Teknologi, Media, dan Telekomunikasi dan seorang filantropis. Saat ini ia menjabat sebagai Direktur Bakrie Group yang kepentingan bisnisnya mengendalikan sejumlah perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar gabungan sekitar US $ 15 miliar. Anindya merupakan pendiri sekaligus CEO dari Visi Media Asia (VIVA) Group yang memiliki stasiun televisi dengan lini Berita dan Olah Raga, yakni tvOne, lini hiburan yakni ANTV, dan portal berita VIVA.co.id. Ia juga merupakan pendiri Bakrie Center Foundation yang menjadi wadah kegiatan filantrofi Anindya.
Sampai sekarang Anin tercatat Direktur Utama dari Bakrie & Brothers CEO of Bakrie Global
Chairman of PRSI dan Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah. Cukuo menjelaskan mengapa Anin percaya diri menjadi Ketum Kadin karena memang sangat dekat dengan pengurus Kadin di daerah. ” Ia rajin berkeliling mengunjungi daerah,” kata salah seorang pengurus Kadin daerah malam itu.
Di Munas Kadin nanti Anin akan bertarung dengan Arsjad Rasyid (51) memperebutkan kursi orang nomer satu di organisasi pengusaha nasional itu. M. Arsjad Rasjid P.M. lahir di Jakarta, 16 Maret 1970 adalah Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk. Posisi itu pertama kali didudukinya pada tahun 2005. Selain di bidang energi, ia juga menduduki beragam posisi di beberapa perusahaan bidang media, keuangan dan teknologi.
Di bawah payung PT Indika Energy Tbk., Arsjad berhasil membesarkan aset perusahaan sekitar 7x lipat dari Rp 2,78 triliun menjadi Rp 18,28 triliun dalam jangka waktu 6 tahun yaitu pada periode tahun 2005 – 2011 melalui strategi akuisisi. Posisi aset terbaru ada di kisaran Rp. 50 Triliun.
Arsjad menahkodai sekitar 10.000 karyawan di dalam Indika Energy Group dan memimpin perusahaan melakukan turnaround atas kinerja perusahaan yang terdampak penurunan harga batubara pada periode tahun 2013 – 2016 hingga akhirnya kondisi perusahaan berbalik positif. Arsjad juga memimpin PT Indika Energy Tbk.
Untuk melakukan diversifikasi usaha dengan berinvestasi di sektor non batubara, seperti pertambangan emas, teknologi digital, hingga solusi energi terbarukan. Saat ini, Arsjad menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KADIN bidang Pengembangan Pengusaha Nasional yang fokus untuk mengakselerasi kewirausahaan nasional yang inklusif dan terarah, termasuk mengembangkan wirausaha sosial dan pemula. Arsjad juga menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Dana dan Sarana KADIN periode 2008 – 201
Perangkat Pemerintah Karena kedekatan dengan pemerintah memang sulit menghapus kesan masyarakat Kadin adalah cabang / perangkat kekuasaan pemerintah di dunia usaha. Tak heran jika itu dipertanyakan oleh Maria Y Benyamin, Pemred Harian Bisnis Indonesia kepada Anin. “Apa bisa Kadin bersikap kritis kepada pemerintah? tanyanya. Pertanyaan itu membuat Anin tersipu, namun jawabannya diplomatis. ” Kadin dan Pemerintah itu mitra strategis. Kadin butuh pemerintah, sebaliknya pemerintah juga butuh Kadin sebagai jembatan ke dunia usaha,” ucapnya.
Nada meragukan yang sama diutarakan juga oleh Uni Zulfiani Lubis, Pemred IDN Times yang mencemaskan pertarungan memperebutkan jabatan Ketum Kadin bisa berlangsung fair. Meskipun Anin mengklaim didukung 70 % suara peserta Munas, namun kata Uni, faktanya cukup telanjang menunjuk pemerintah berpihak pada Arsyad Rasyid. Apa yang diutarakan Uni cukup berdasar.
Di masyarakat beredar potongan video dulu Menteri Perdagangan M Lutfi dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ( ketika masih menjadi Kepala BKPM) yang terang-terangan menyatakan dukungan kepada Arsyad Rasyid.
“Sudah ada clearence, pemerintah akan netral. Mendukung siapapun yang terpilih menjadi Ketua Umum dalam Munas,” kata Anin, tanpa menyebutkan pihak pemerintah yang dimaksud menjamin itu. Duet jurnalis perempuan, Maria dan Uni seakan mewakili pertanyaan mendasar yang tidak diutarakan oleh para wartawan yang bertanya dan sumbang saran malam. Ada, juga malah yang merasa cukuo memanjatkan doa. Wajar, Maria dan Uni itulah yang menjadi bintang acara silaturahmi Anin dengan Para Pemred media Nasional.(*)