PADANG (RangkiangNagari) – Kurangnya tenaga kesehatan (Nakes) yang berakibat bertambahnya jam kerja dengan shift yang lebih panjang menjadi kendala yang saat ini dihadapi oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin Padang. Upaya rekruitmen nakes telah pernah dilakukan, namun sepi peminat.
Hal itu terungkap saat kunjungan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) ke RSUD dr. Rasidin, Selasa (27/7/2021) siang. Turut hadir mendampingi Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi.Direktur RSUD dr. Rasidin, Herlin Sridiani kepada gubernur mengatakan, bertambahnya kebutuhan akan nakes seiring dengan semakin bertambahnya fasilitas perawatan di rumah sakit milik Pemko Padang, ini. Kebutuhan mendesak kata Herlin adalah tenaga perawat. Saat ini terdapat 100 tenaga perawat dan masih kurang sekitar 40 tenaga perawat lagi. Kekurangan ini ditambah lagi dengan adanya nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Kita sudah pernah coba rekrut, tapi hanya 25 persen yang mendaftar. Selain perawat, kita juga akan menambah enam dokter umum, radiographer dan tenaga analisis,” kata Herlin.Kekurangan nakes itu juga diamini oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi. Menurutnya, kekurangan itu juga akibat bertambahnya rumah sakit atau fasilitas yang ditunjuk menjadi tempat isolasi pasien konfirmasi Covid-19, di antaranya di Asrama Haji Tabing dan Rumah Sakit Paru, Padang Pariaman.
Terkait kendala tersebut, Gubernur menyebut akan coba koordinasikan dengan bupati dan walikota lainnya yang memiliki kelebihan SDM kesehatan agar bisa diberdayakan di rumah sakit atau fasilitas Covid-19 lainnya di Kota Padang. Mengingat rumah sakit di Padang tidak hanya melayani pasien dari Kota Padang, namun juga dari kabupaten kota lain bahkan provinsi tetangga.“Alhamdulillah penanganan Covid-19 di RSUP Rasidin sudah cukup baik. Oksigen tidak ada kendala karena ada kerjasama dengan pihak ketiga yang mensuplai. Yang perlu dukungan hanya masalah SDM. Kita akan coba koordinasikan dengan kabupaten kota yang surplus SDM nya untuk bisa mensuplai ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya yang membutuhkan SDM. Mungkin dari Solok Selatan misalnya, atau dari kabupaten kota lain. Untuk penanganan covid ini memang perlu tenaga yang terampil, tidak bisa yang baru,” kata Mahyeldi.
Meskipun kekurangan SDM, RSUD dr. Rasidin menyiasatinya dengan menambah jam kerja para nakes khususnya yang menangani pasien Covid-19. Jika sebelumnya setiap shift bekerja 3 sampai 4 jam, saat ini ditambah menjadi 6 jam.
Saat ini, pasien terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di RSUD dr. Rasidin berjumlah 70 orang. Sedangkan bed yang tersedia sebanyak 94 bed.RSUD dr.Rasidin Padang Kekurangan Nakes
PADANG – Kurangnya tenaga kesehatan (Nakes) yang berakibat bertambahnya jam kerja dengan shift yang lebih panjang menjadi kendala yang saat ini dihadapi oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin Padang. Upaya rekruitmen nakes telah pernah dilakukan, namun sepi peminat.
Hal itu terungkap saat kunjungan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) ke RSUD dr. Rasidin, Selasa (27/7/2021) siang. Turut hadir mendampingi Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi.Direktur RSUD dr. Rasidin, Herlin Sridiani kepada gubernur mengatakan, bertambahnya kebutuhan akan nakes seiring dengan semakin bertambahnya fasilitas perawatan di rumah sakit milik Pemko Padang, ini. Kebutuhan mendesak kata Herlin adalah tenaga perawat. Saat ini terdapat 100 tenaga perawat dan masih kurang sekitar 40 tenaga perawat lagi. Kekurangan ini ditambah lagi dengan adanya nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Kita sudah pernah coba rekrut, tapi hanya 25 persen yang mendaftar. Selain perawat, kita juga akan menambah enam dokter umum, radiographer dan tenaga analisis,” kata Herlin.Kekurangan nakes itu juga diamini oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi. Menurutnya, kekurangan itu juga akibat bertambahnya rumah sakit atau fasilitas yang ditunjuk menjadi tempat isolasi pasien konfirmasi Covid-19, di antaranya di Asrama Haji Tabing dan Rumah Sakit Paru, Padang Pariaman.
Terkait kendala tersebut, Gubernur menyebut akan coba koordinasikan dengan bupati dan walikota lainnya yang memiliki kelebihan SDM kesehatan agar bisa diberdayakan di rumah sakit atau fasilitas Covid-19 lainnya di Kota Padang. Mengingat rumah sakit di Padang tidak hanya melayani pasien dari Kota Padang, namun juga dari kabupaten kota lain bahkan provinsi tetangga.“Alhamdulillah penanganan Covid-19 di RSUP Rasidin sudah cukup baik. Oksigen tidak ada kendala karena ada kerjasama dengan pihak ketiga yang mensuplai. Yang perlu dukungan hanya masalah SDM. Kita akan coba koordinasikan dengan kabupaten kota yang surplus SDM nya untuk bisa mensuplai ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya yang membutuhkan SDM. Mungkin dari Solok Selatan misalnya, atau dari kabupaten kota lain. Untuk penanganan covid ini memang perlu tenaga yang terampil, tidak bisa yang baru,” kata Mahyeldi.
Meskipun kekurangan SDM, RSUD dr. Rasidin menyiasatinya dengan menambah jam kerja para nakes khususnya yang menangani pasien Covid-19. Jika sebelumnya setiap shift bekerja 3 sampai 4 jam, saat ini ditambah menjadi 6 jam.
Saat ini, pasien terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di RSUD dr. Rasidin berjumlah 70 orang. Sedangkan bed yang tersedia sebanyak 94 bed.
#Rn