Wabub Sampaikan SRG Solusi Dalam Revitalisasi Komoditas Gambir Lima Puluh Kota

Sarilamak (RangkiangNagari) - Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas secara kualitas dan kuantitas, kekuranagn benih unggul, sistem budidaya yang masih konvensional dan tidak ramah lingkungan, lahan semakin tidak subur sehingga produktifitas menurun, harga yang murah dipasar lokal, namun tinggi dipasar internasional, terungkap dalam rapat kooerdinasi virtual Revitalisasi Komoditas Gambir yang diikuti Wakil Bupati Lima Puluh Kota Rizki Kurniawan Nakasri (RKN), di Ruang Wakil Bupati Lima Puluh Kota, Jum'at, (09/07).

Menaggapi persoalan tersebut, Wakil Bupati RKN mengakui ada beberapa persoalan yang menjadi konsentrasi untuk dicarikan solusinya. Soal harga yang cendrung rendah dalam rentang waktu panjang, dan pada waktu tertentu harga tinggi dalam rentang pendek. Mengatasi persoalan pertama ini akan diatasi dengan sistem resi gudang, dimana petani dapat mengatur alur barang dengan menyimpan komoditi ketika harga murah. Dengan terjaganya harga komoditi, maka tenaga kerja juga dapat dipertahankan, sehingga produksi dan harga stabil. Persoalan lain yang bisa diatasi dengan sistem resi gudang yaitu persoalan ketergantungqn pasar ke pada exspor negara India dan beberapa negara tetangga mereka lainnya.

"Kita harus segera mengoperasikan sistem resi gudang, resi gudang di Lima Puluh Kota ini. Ada dua unit di Kec.Harau dan kedua ada di Kec. Pangkalan Koto Baru. Ini perjuangan kita untuk masyarakat Lima Puluh Kota," tegas Wabup RKN panggilan akrab Rizki Kurniawan Nakasri.

Wabup menjelaskan, resi gudang ini sudah berdiri 7 atau 8 tahun yang lalu, tapi sampai sekarang belum di operasikan, dan kenapa belum di operasikan persoalannya sederhana saja, karena sampai saat ini belum mendapatkan dukungan dari pada perbankan, sedangkan pengusaha lokal kita tidak mungkin mampu mengkafer membeli gambir pada petani.

Lebih lanjut RKN memgatakan, resi gudang ini konsepnya kita ingin memproteksi petani pada saat harga gambir itu jatuh, dan kita ingin menetapkan harga standar minimal pada angka tiga puluh ribu, dan apabila harga pasar dibawah tiga puluh ribu kita ingin petani itu di lindungi dengan sistem resi gudang ini untuk itu dukungan perbankan ini sangat penting, karena untuk menyelesaikan atau membeli gambir petani dengan luas 17 ribu hektar di kabupaten ini dengan produksi 5 - 74 ribu ton setiap tahun, kita harus punya cadangan uang itu lebih kurang 600 meliar  maka resi gudang ini baru dapat beroperasi.

Terahir Wabup RKN menambahkan, bahwa pertama harus ada dukungan dari kementerian perdagangan dan memfasilitasi pertemuan pemkab dengan jajaran pengambil kebijakan di bank-bank nasional, dan ada informasi bahwa SRG ini sudah di dukung oleh BRI dan bqnk MANDIRI pada tingkat pusat.

Kedua untuk moderisasi sistem produksi itu insyaallah, kita rencanakan di angaran tahun 2022  baru punya 200 miliar untuk semua sektor pembangunan baik itu pembangunan jalan, jembatan, sekolah dan sebagainya pertahun, diluar belanja operasional, dan juga belanja yang di arahkan, dan tidak mungkin pemerintah kabupaten ini sanggup untuk menyediakan 15 miliar untuk pengadaan sistem hidrolik yang perkiraannya 15 miliar itu. (BM)

[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.