PADANG (RangkiangNagari) – Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy menilai daerah itu membutuhkan investor swasta untuk bisa memacu pertumbuhan ekonomi karena anggaran pemerintah yang terbatas tidak sanggup untuk membangun infrastruktur pendukung.
“Secara teori kita tahu apa yang kurang dari Sumbar. Butuh industri hilirisasi berbagai sektor seperti kemaritiman dan sektor pertanian untuk meningkatkan nilai produk unggulan. Diperlukan infrastruktur pendukung yang memadai seperti jalan atau pelabuhan besar. Namun nilai investasinya sangat besar dan tidak sanggup dibangun dengan anggaran daerah. Karena itu kita butuh investor,” katanya di Padang, Rabu. Audy Joinaldy mengatakan itu saat membuka acara Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi (ISMEI) Indonesia BEM FEB Universitas Bung Hatta di Padang.
Menurutnya, anggaran pemerintah paling tinggi hanya sanggup mendorong pergerakan roda ekonomi hingga 20 persen, sedangkan sisanya untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan seperti yang telah ditetapkan dalam strategi RPJMD Sumbar hingga 2026, dibutuhkan peran investor baik itu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ataupun Penanaman Modal Asing (PMA).
“Itu makanya Presiden Joko Widodo membentuk Kementerian Investasi yang tujuannya supaya banyak orang berinvestasi di Indonesia. Intinya kita harus membuka diri karena tidak sanggup untuk investasi sendiri,” ujarnya.
Karena kekuatan finansial pengusaha Indonesia dan Negara Indonesia tidak cukup kuat untuk investasi seluruhnya dari PMDN. Makanya dibuka akses PMA.
“Itu yang kita namakan international business. Jadi jangan berprasangka buruk kalau investor asing mau masuk. Dengan PMA itu diharapkan perputaran uang di Indonesia akan semakin banyak,” katanya.
Wagub mengatakan saat ini bangsa ini tengah menyongsong Indonesia Emas yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 2045. Namun untuk bisa mencapainya generasi muda harus bisa diberdayakan dengan baik. Generasi muda harus tahu arah pembangunan Indonesia dan dunia ke depan.
Menurutnya saat ini terjadi banyak perubahan besar yang terjadi secara global akibat pandemi COVID-19. Perubahan ini yang akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia ke depan termasuk Sumbar. Mulai dari demografi global, urbanisasi dunia, international trading, international financial, pertumbuhan kelas menengah, persaingan sumber daya alam karena lahan semakin terbatas sementara bahan baku yang bisa diperbarui semakin sedikit dan jumlah penduduk semakin banyak, teknologi, perubahan iklim, hingga perubahan geopolitik.
“Teknologi adalah sesuatu yang berkembang lebih cepat dari apapun di dunia ini, bahkan lebih cepat dari perubahan regulasi dan perubahan sosial ekonomi. Karena itu sebagai antisipasi pemerintah telah menetapkan arah dan kebijakannya mulai dari pembangunan manusia dan penguasaan iptek, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Turut hadir pada acara itu, Guru Besar Universitas Bung Pro.Dr.Dra. Diana Kartika, Kepala Dekan Universitas Bung Hatta, Ketua ISMEI Wilayah II, ketua BEM FEB UBH 2021, serta mahasiswa.
#Rn