Pariaman (RangkiangNagari) – Prosesi Maambiak Batang Pisang merupakan prosesi kedua dalam rangkaian Festival Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2023 yang bertepatan dengan 5 Muharam 1445 H. Sebelumnya, pada 1 Muharram 1445 H, tepatnya tanggal 19 Juli 2023 telah dilakukan prosesi pertama, yakni Maambiak Tanah di aliran sungai.
Plt. Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman, Ferialdi menjelaskan, prosesi Maambiak Batang Pisang untuk Tabuik Subarang dilakukan di Kampuang Kaliang, Kelurahan Lohong. Sedangkan Tabuik Pasa berlokasi di Simpang Alai Gelombang, Kelurahan Alai Galombang, Kecamatan Pariaman Tengah. Untuk prosesi ini dimulai sekira pukul 17.00 sampai selepas Magrib.
Ferialdi menjelaskan, prosesi Maambiak Batang Pisang ini mengandung arti dan makna. Batang pisang itu di pancung, hal ini melambangkan, dimana dulunya saat terjadi perang, cucu Nabi Muhammad SAW, Husen bin Ali di pancung lehernya oleh Raja Yazid Bin Umaiyah dan dibawa ke Padang Kerbala.
“Sebelumnya, menjelang menuju lokasi, pedang yang akan digunakan sebagai alat penebang batang pisang ini diarak keliling dengan iring-iringan tambua tasa oleh kedua anak tabuik didampingi orang tuo tabuik hingga menuju lokasi. Dalam arak-arakan ini, banyak anak-anak yang membawa galah bambu sepanjang 3 sampai 4 meter, yang mana di bagian ujungnya diikatkan bendera warna hitam dan putih serta ada juga lampu sumbu minyak tanah ,” ungkapnya.
Hasil tebangan ini dibawa ke daraga. Karena lokasi manambang batang pisang berjauhan, dalam perjalanan menuju daraga masing-masing rombongan saling basalisiah (berselisih), dimana lokasi basalisiah ini, terjadi di Simpang Tugu Tabuik Pariaman. Inilah momen yang ditunggu-tunggu, karena ketika kedua anak tabuik bertemu, bunyi tambua tasa saling saut menyaut dan bisa membangkitkan semangat.
Untuk menghindari hal yang tak diinginkan saat momen basalisiah antara Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang ini, dilokasi tersebut telah bersiaga aparat keamanan yang terdiri dari Polisi, TNI, serta petugas Satpol PP dan Damkar.
#Rn