PADANG (RangkiangNagari) – Dinas Kebudayaan Sumatera Barat kembali menggelar Festival Sipak Rago. Dengan festival tesebut diharapkan dapat menjaga kelestarian permainan tradisional Minangkabau.
Mengenal permainan anak tradisional Minangkabau Sipak rago atau sepak raga. Banyak yang mengatakan bahwa sipak rago inilah asal mula dari sepak takraw.
Sipak rago biasa dimainkan oleh laki-laki. Pemainnya akan membentuk lingkaran lalu menyepak bola yang terbuat dari anyaman kulit rotan maupun daun kelapa.
Aturan mainnya cukup mudah, bola tidak boleh jatuh ke tanah. Sipak rago ini tidak menggunakan jaring seperti sepak takraw. Jaring inilah yang menjadi pembeda sipak rago dengan sepak takraw.
“Sipak rago salah satu jenis permainan tradisional anak nagari yang dimainkan laki-laki di Sumatera Barat,”sebut Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Syaifullah, Rabu (8/11/2023).
Dikatakannya, permainan ini mengutamakan kewaspadaan dan ketangkasan dalam mengolah, menerima, memainkan, dan membagikan bola. Biasanya sipak rago dimainkan oleh 5 – 10 orang dengan cara membentuk lingkaran di suatu lapangan terbuka. Lalu bola dimainkan dengan kaki dengan keterampilan dan teknik-teknik memindahkan mengoper bola dari satu orang pemain kepada pemain lainnya tanpa jatuh ke tanah.
Dijelaskannya bola sipak rago terbuat dari anyaman daun kelapa muda yang berlapis-lapis. Ini awalnya dijadikan bola dan ditendang dengan mengopernya ke yang lain. Saat ini bola sipak rago menggunakan bola yang terbuat dari anyaman rotan dengan diameter 15 cm.
Penamaan rago juga mengandung nilai-nilai pemaknaan dari raga (kehidupan). Sipak rago dimainkan kolektif sehingga keberhasilan merupakan capaian yang baik secara bersama. Jika terjadi sebaliknya, terjadi kesalahan sehingga bola terjatuh maka kesalahan ditanggung bersama pula.
Maka dari itu, agar bisa mencapai keberhasilan tanpa bola jatuh dalam waktu yang ditentukan, masing-masing individu harus memiliki ketangkasan memainkan bola ini. Selain ketangkasan, setiap pemain pun harus bisa mengelola dan melatih emosinya untuk bersabar, cepat mengambil keputusan untuk mengoper bola kepada siapa, dan seterusnya.
Permainan sipak rago biasanya muncul pada perhelatan atau alek nagari. Sebagai permainan anak nagari, sipak rago dimainkan pada sore hari setelah usai bekerja.
“Kita menggelar ini merupakan sebagai salah satu ikhtiar dan upaya agar permainan yang menuntut ketangkasan dan kerja kolektif untuk mencapai hasil maksimal ini tetap terpelihara, lestari, dan terus berkembang di tengah masyarakat Minangkabau,”pungkasnya.
Festival Sipakrago digelar di Medan Nan Bapaneh Kantor KAN Pauh IX Kuranji Kota Padang, 4-5 November 2023 lalu.
#Rn