Payakumbuh (RangkiangNagari) - Sebanyak lebih kurang 31 (tiga puluh satu) orang rombongan dari Kabupaten Tanah Datar sambangi kediaman rumah dinas Penjabat (Pj) Wali Kota Payakumbuh Jasman, Selasa (12/12/2023).
Kunjungan rombongan yang terdiri dari LKAAM (Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau) dan Bundo Kanduang Kabupaten Tanah Datar itu disambut orang nomor saru di lingkup Pemerintah Kota (Pemko) Payakumbuh bersama Ketua LKAAM Kota Payakumbuh YB. Dt. Parmato Alam beserta jajaran dan juga Bundo Kanduang beserta KAN (Kerapatan Adat Nagari) 10 Nagari dan juga hadir kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Nofriwandi.
Dipimpin langsung Ketua LKAAM Kabupaten Tanah Datar, H. Aresno, Dt. Andomo, rombongan dari Luak Nan Tuo ini agendakan untuk bersilaturahim bersama Pj. Wali Kota Payakumbuh dan LKAAM, KAN dan Bundo Kanduang Kota Payakumbuh.
Diawali dengan saling kenal mengenalkan diri dari kedua belah pengurus LKAAM Tanah Datar dan LKAAM Payakumbuh itupun berlanjut Dt. Andomo banyak bercerita tentang Luak Nan Tuo, terutama terkait adat budaya di Kabupaten Tanah Datar.
Banyak hal yang disampaikan Dt. Aresno, salah satunya ketua LKAAM Tanah Datar itu mengatakan jika di Tanah Datar saat ini telah menerbitkan media cetak (tabloid) Tanah Datar yang berisi informasi terkait Tanah Datar, terutama tentang info adat budaya yang ada di Luak Nan Tuo.
“Dan semoga di kota Payakumbuh akan dapat menyusul hal ini juga untuk kebutuhan kelestarian adat budaya bagi generasi penerus kita,” ungkapnya.
Setelah mendengarkan atas banyak informasi yang disampaikan Dt. Aresno tentang Luak Nan Tuo, Pj. Wali Kota Payakumbuh Jasman yng juga merupakan Sekretaris Umum LKAAM Provinsi Sumatra Barat itu sampaikan terimakasih atas kunjungan dari rombongan LKAAM dan Bundo Kanduang dari Luak Nan Tuo.
Lebi lanjut, Jasman yang bergelar Dt. Bandaro Bendang ini katakan jika di tahun 2024, Pemko Payakumbuh bersama DPRD Kota Payakumbuh telah menyepakati untuk menganggarkan sebanyak Rp. 600 juta dalam kebutuhan dan keperluan bagi LKAAM, KAN, Bundo Kanduang dan segala sesuatu terkait kelestarian adat budaya di kota Payakumbuh.
Turut disampaikan Dt. Bandaro Bendang bahwa peran dari LKAAM, Bundo Kanduang dan KAN sangat diperlukan pemerintah dalam mewujudkan visi, menjadikan Kota Payakumbuh menuju kota yang diberkahi, maju dan sejahtera. Untuk membangun pemerintahan yang baik, kita harus menguatkan “Tali Tigo Sapilin”.
“Tali yang pertama yaitu niniak mamak, tali yang kedua alim ulama dan tali yang ketiga cadiak pandai,” katanya.
Dilanjutkan, Sinergisitas antara Pemerintah Kota (Pemko) Payakumbuh dengan LKAAM, Bundo Kanduang dan KAN harus tetap dipertahankan karena ketiga lembaga adat ini memiliki peran yang sangat besar, dan efektif dalam membangun Kota Payakumbuh menjadi lebih baik lagi,” sebutnya.
Apalagi, imbuhnya, saat ini krisis budaya telah mulai mengikis kelestarian adat budaya yang merusak generasi muda Minangkabau. Dunia telah dirasuki budaya merusak, yang menjangkiti anak muda kita. Pergaulan negatif sangat menyolok mata. Kita tidak mungkin menentang zaman, namun perubahan zaman itu seharusnya tidak menghilangkan jati diri adat dan budaya Minangkabau ditengah masyarakat.
“Alhamdulilah, kemarin Pemko Payakumbuh sudah meluncurkan kembali pelajaran Muatan Lokal Budaya Alam Minangkabau yang nantinya sangat dibutuhkan bagi generasi penerus dalam pelestarian adat budaya Minangkabau, terkhusus di kota Payakumbuh,” tukas Jasman terlihat bahagia.
#Rn