BWSS V Padang Sedang Menunggu Desain Sabo Dam Gunung Marapi


Arlendenovega Satria, Kasatker SNVT dan Resky Wahyudi, Kasi Pelaksana BWSS V

Padang (Rangkiangnagari) - Pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera  V ( BWSS V) sedang melakukan identifikasi terhadap kerusakan yang terjadi akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi pada Mei  2024.

Saat ini sedang dilakukan identifikasi dan pihak Balai akan fokus menyelesaikan persoalan dua wilayah yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.

Demikian disampaikan Arlendenovega Satria, Kasatker SNVT PELAKSANAAN  JARINGAN SUMBER AIR WS INDRAGIRI AKUAMAN WS KAMPAR WS ROKAN PROVINSI SUMATERA BARAT - BWSS V Padang kepada media ini Selasa,(3/12) di kantornya Jl. Khatib Sulaiman Padang.

Menurut Vega demikian ia biasa dipanggil kerusakan yang dialami dua daerah itu sangat luar biasa. Di wilayah Kabupaten Tanah Datar umpamanya, penanggulangan akan fokus dengan melakukan rehabilitasi terhadap hantaman  banjir lahar di aliran sungai Malana.

Biasanya, lebar sungai Malana hanya 30 meter. Akibat hantam banjir lahar, lebar sungai semakin meluas, mencapai 100 meter. Apapun yang ada di aliran sungai itu dihantam banjir.  Rumah penduduk,  ladang dan persawahan yang ada di kiri kana sungai  hancur dihantam banjir lahar dan rata dibawa banjir.

Batang Malana di wilayah Tanah Datar yang melebar sampai 100 meter Sungai Malana hulunya dari puncak gunung Marapi dan terus merambah ke wilayah Tanah Datar. Lahar dingin adalah aliran material vulkanik yang tercampur dengan air hujan, lumpur dingin, dan lava gunung. 

Material vulkanik tersebut berupa pasir, kerikil, batu, dan abu. Lahar dingin terjadi ketika air hujan yang turun di lereng gunung berapi melebihi batas normal. 

Penanggulangan sungai kedua yaitu Sungai Batang Anai yang membuat jalan antara Padang Bukittinggi putus beberapa bulan. Di beberapa tempat perlu dibangun Sabo Dam, sehingga mengurangi daya rusak material yang dibawa arus sungai. 

Dan fokus yang ketiga merehabilitasi kawasan Bukit Batabuah dengan membenahi sungai Batang Aia Katik yang juga memiliki daya rusak yang tinggi, bila banjir lahar datang dari puncak Marapi.

Banjir lahar dingin yang terjadi di Sumatera Barat pada 11 Mei 2024 yang telah menyebabkan 62 orang meninggal dunia. 

Menurut Vega yang didampingi  Resky Wahyudi, Kasi Pelaksana BWSS V Padang guna mengatasi keganasan banjir lahar yang terjadi Mei 2024 sedang dilakukan upaya maksimal dari pemerintah.

Salah satu langkah yang akan dilakukan dengan membangun Sabo Dam di beberapa tempat, sehingga mengurangi daya rusak akibat hantaman material sungai.

Paling tidak diperlukan delapan Sabo Dam dari 56 Sabo yang diperlukan. Saat ini sedang disiapkan desain di Jakarta, kata Doktor teknik sipil ini. Tetapi pengambilan data tetap dilakukan staf BWSS disini, lanjut pria asal Jokya ini.

Sebagai putra asli daerah Jokyakarta dan punya pengalaman membangun Sabo Dam di kawasan Gunung Merapi Jokya, Vega optimis pekerjaannya akan sukses di ranah Minang. Ia melihat bahwa daya hantam lahar dingin gunung Merapi di Jokya hampir sama dengan disini. Tetapi ada yang lebih bahaya di Jokya. Memiliki awan panas yang sangat menakutkan bagi warga.

Menjawab wartawan soal pembebasan lahan, pihak Balai menyerahkan ke pemerintah daerah. Sebab pemda setempat yang tahu dengan masyarakatnya. Kita berharap agar pembebasan lahan bisa berlangsung dengan baik, ujarnya.

Menurut hasil kajian untuk mengurangi ancaman banjir lahar  gunung Marapi diperlukan sebanyak 56 Sabo Dam. Namun untuk membangun semua, pemerintah belum sanggup dan akan dikerjakan secara bertahap.  

Pada tahap awal akan dikerjakan 8 Sabo Dam yang nilai dananya diperkirakan 21-25 miliar untuk satu Sabo Dam. Pembangunan akan dikerjakan secara multi year.demikian Vega.(*01).





















Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.